Bangun Jejaring Menuju World Class University

Bangun Jejaring Menuju World Class University

LPG_TrainingJAKARTA – Indonesia se­bagai salah satu negara yang berhasil melakukan konversi energi dari minyak tanah ke LPG, menjadi tuan rumah dalam memberikan pemahaman, pengelolaan manajemen mengenai tek­nologi terkini. Hal tersebut disampaikan oleh VP Perta­mina Corporate University, Ihsanuddin Usman pada aca­ra Regional LP Gas Training Course : LPG Gas Downstream Operations & Marketing Excellence, di Per­tamina Corporate Uni­versity, Jakarta, pada (2/12).

 

“Akan tetapi kita ti­dak boleh berpuas diri ka­rena pengelolaan LPG mem­bu­tuhkan kemampuan yang tinggi,” ujar Ihsan di sela-sela acara.

 

Sebagai bentuk kerja sama Pertamina Corporate University dengan World LP Gas Association, program ini juga melibatkan sejumlah peserta dan praktisi atau trainer dari perusahaan manca­negara yang memiliki keahlian di bidang LPG,yakni dari Jepang, Australia, Phili­pina, Malaysia, Singapura, In­dia, dan Thailand.

 

Selain membangun je­jaring, kegiatan ini juga sebagai salah satu kesempatan PCU menjadi world class uni­versity. “Dengan begitu, diharapkan para pekerja kita dapat belajar tidak hanya dari trainer tapi juga dari peserta lain berdasarkan pengalaman mereka menge­lola LPG di ne­garanya masing-masing,” tukasnya.

 

Berbagai pemahaman materi berupa teori dan prak­tik disuguhkan oleh pa­ra trainer. Hal ini, jelas SVP Non Fuel Marketing, Taryono, merupakan event yang sangat strategis, tidak hanya untuk Pertamina tetapi bagi peserta di seluruh dunia, baik pengguna LPG maupun produsen.

 

Menurut Taryono, LPG merupakan energi yang relatif bersih. Dengan penggunaan LPG dapat juga menunjang environmental. Dibandingkan BBM, harganya pun lebih mu­rah, sehingga, konversi dari BBM ke LPG tentunya akan menghemat pemakaian bahan bakar.

 

“Indonesia melakukan kon­versi dari minyak tanah ke LPG pada 2007. Saat itu, penggunaan minyak tanah Indonesia mencapai 12 juta KL per tahun dan subsidinya sangat besar. Hingga kini, pola konversi kita dicontoh oleh negara-negara lain di dunia, baik di Asia, Afrika, Amerika Selatan, Eropa dan Australia. Karena itu, kita patut bangga,” tutup Taryono.•EGHA

Share this post