Batu Pertama untuk Redam Kerawanan Energi

Batu Pertama untuk Redam Kerawanan Energi

Semarang - Cepat atau lambat Indonesia akan mengalami insecurity energy, bila 95% energi yang selama ini berasal dari energi fosil tidak dicarikan alternatifnya. Pertamina selaku perusahaan energi kelas dunia memiliki perhatian khusus terhadap pengembangan dan penelitian di bidang energi baru dan terbarukan.

 

Untuk itulah, Pertamina mengucurkan dana sebesar Rp 7,2 miliar bagi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan Gedung Geofisika dan Pusat Penelitian Geothermal.

 

"Permasalahan di negara kita adalah melimpahnya sumber daya alam yang belum dikelola secara mandiri. Ini disebabkan minimnya tenaga eksplorasi, terutama di bidang geofisika eksplorasi, sehingga kita belum bisa memanfaatkan secara maksimal," ujar Rifky Effendi Hardijanto, GM Fuel Retail Marketing Region IV, usai melakukan peletakan batu pertama, pada (14/5).

 

Pusat Penelitian Geo­thermal ini akan dikelola Fakultas Sains dan Matematika untuk meneliti potensi panas bumi di Indonesia. Pusat penelitian geothermal ini diharapkan bisa membantu meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan.

 

"Kalau kami melihat potensi energi panas bumi di Jawa Tengah ini ada di kawasan Dieng, Wonosobo dan Ungaran, Kabupaten Semarang. Pusat Penelitian Geothermal ini diharapkan bisa membantu," kata De­kan Fakultas Sains dan Ma­tematika Undip Dr. M. Nur.

 

Nur menjelaskan, energi dari fosil suatu saat akan habis karena pemakaian yang besar sehingga perlu terobosan untuk menggunakan energi baru terbarukan, termasuk penggunaan energi panas bumi.

 

Dukungan Pertamina bagi dunia pendidikan terutama bagi Undip bukan kali ini saja. Sebelumnya juga telah diberikan bantuan dana untuk untuk pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Geologi, peralatan laboratorium, dan ambulance untuk rumah sakit pendidikan.

Share this post