JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menggelar acara diskusi bertajuk "Tuntaskan Masalah Blok Rokan, Sebelum Diserahkan ke Pertamina" secara daring pada Sabtu, 12 Juni 2021.
Kegiatan ini membahas lebih dalam seputar persiapan alih kelola Blok Rokan, Provinsi Riau dari Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada Pertamina, yang rencananya akan dilakukan pada 9 Agustus 2021 nanti.
Hadir sebagai narasumber dan panelis pada kesempatan ini antara lain Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno, Menteri Lingkungan Hidup 1999-2001 Alexander Sonny Keraf, dan Business Support Project Leader Pertamina Hulu Rokan (PHR) Danang Saleh.
Dalam pemaparannya, Julius Wiratno menuturkan bahwa Pemerintah khususnya SKK Migas berupaya agar proses alih kelola dari CPI ke Pertamina berjalan dengan baik tanpa adanya kendala apapun. Untuk itu, sejumlah langkah pun dilakukan guna mewujudkan hal tersebut.
"Transisi WK (wilayah kerja) Blok Rokan ini sesuatu kerjaan yang sangat besar dan kita pastikan semua elemen mensukseskan ini. Harapannya jangan sampai terjadi pelanggaran hukum, maka harus transparan dan akuntabel," tegasnya saat acara berlangsung.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar penandatangan Head of Agreement (HoA) terkait teknis pengelolaan Blok Rokan. Satu diantaranya ialah menekan penurunan produksi di wilayah kerja tersebut.
"HoA ini mencadangkan dana yang sifatnya untuk membereskan pekerjaan yang belum terselesaikan oleh Chevron pada waktu periode Chevron berkontrak dengan Pemerintah Indonesia," papar Julius.
Melalui upaya ini, Julius berharap proses transisi berjalan baik. "PHR bisa beroperasi dengan maksimal, tanpa menyisakan masalah bagi Chevron dan kita semua," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Danang Saleh menyatakan bahwa Pertamina dan PHR terus menjalin komunikasi secara intensif dengan CPI guna membahas proses alih kelola, dengan dibantu SKK Migas.
"Itu (komunikasi) sudah kami lakukan sejak awal tahun kemarin. Dengan waktu yang tersisa dua bulan ini, kami sangat intensif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang perlu dituntaskan," kata dia menegaskan.
Fokus pembahasan tersebut, kata Danang, antara lain dari sisi lingkungan, termasuk pengembangan lapangan guna menjaga angka produksi tidak turun. "Alhamdulillah sudah banyak sumur yang dikerjakan oleh CPI dan kami pun ikut mengawal bersama SKK Migas. Juga menyiapkan site preparation sumur-sumur yang akan kami lanjutkan pemborannya dan sudah beberapa disiapkan CPI," tuturnya.
Sementara itu, Alexander Sonny Keraf mengaku optimis bahwa Pertamina khususnya PHR mampu menjalankan tugas sekaligus tanggung jawabnya mengelola WK Blok Rokan.
Pada kesempatan yang sama, Presiden FSPPB Arie Gumilar berharap dengan digelarnya kegiatan ini bisa memberikan masukan kepada seluruh pihak terkait perihal alih kelola Blok Rokan. Baik dalam hal tata kelola, serta rencana strategis roadmap yang terukur.
"Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk memberikan kontribusi nyata bahwa pengelolaan Blok Rokan oleh bangsa sendiri benar-benar dapat menghasilkan sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat," tutup Arie. *STK/PW/IN