MEDAN – Konsumsi elpiji subsidi saat ini masih memakan porsi terbesar di provinsi Sumut. 91 persen pangsa didominasi elpiji subsidi bagi masyarakat miskin. Sisanya 9 persen, menggunakan elpiji non subsidi Bright Gas. Ini berbanding terbalik dengan data BPS. Per Maret 2019, jumlah penduduk miskin di Sumut hanya 8,83 persen.
Berdasarkan Permen ESDM no 26 tahun 2009, pihak yang berhak mendapatkan elpiji 3kg adalah masyarakat miskin dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Usaha yang tergolong UKM, adalah yang memiliki kekayaan bersih maksimal 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan. Serta omzet per tahun maksimal 300 juta.
Mendorong pemakaian elpiji yang tepat sasaran, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mengusung program konversi elpiji 3 kg menjadi Bright Gas. Program bertajuk #MoveOnKuliner ini, ditujukan bagi bisnis kuliner non UKM yang masih menggunakan elpiji bersubsidi untuk beralih ke Bright Gas.
“Tujuan program #MoveOnKuliner ini adalah mengajak bisnis kuliner non UKM agar beralih dari elpiji bersubsidi ke Bright Gas. Kami berikan apresiasi pada mereka yang memiliki kesadaran beralih menggunakan Bright Gas. Berupa voucher diskon produk dan promosi bisnisnya di media,” ujar Agustinus Santanu Basuki, General Manager Pertamina MOR I.
BPS mencatat pada 2017 terdapat 1.028 restoran di Kota Medan. Rerata pendapatan restoran kelas besar dan menengah di Sumut, adalah empat miliar per tahun.
Untuk tahap awal, lanjut Santanu, bisnis kuliner yang bersedia beralih menggunakan elpiji Bright Gas adalah Rey Café, Black Area Coffee, serta Jontor Coffee. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Disperidag, agar bisnis kuliner lain tergerak untuk beralih menggunakan Bright Gas.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, H. Dammikrot, S.Sos, M.Si., mengungkapkan mendukung penuh jalannya program #MoveOnKuliner ini. “Kami siap mendukung jalannya program #MoveOnKuliner yang dijalankan Pertamina. Kami siap mendukung jalannya pengawasan penggunaan elpiji bersubsidi untuk yang berhak,” tutur Dammikrot.
Ketua Bidang LPG DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sumut , Mahmuzar Dharma, juga mendukung program ini. “Hiswana berharap dengan adanya program Move On Kuliner, konsumsi Bright Gas makin meningkat. Sesuai dengan peruntukannya bagi masyarakat mampu dan bisnis non UKM,” kata Dharma.
Hingga September 2019 di Sumut, konsumsi Elpiji 3kg subsidi mencapai lebih dari 10 juta tabung. Sedangkan konsumsi Bright Gas 5.5 kg sebanyak lebih dari 57 ribu tabung, dan Bright Gas 12 kg sebanyak hampur 31 ribu tabung.
“Kami berharap dengan adanya program ini, penggunaan elpiji menjadi lebih tepat sasaran. Jika tepat sasaran sesuai peruntukan, maka kuota elpiji subsidi akan mencukupi,” tutup Santanu.*MOR I