Pria yang sehari-hari bertugas di IGD Rumah Sakit Pusat Pertamina tersebut merasa terpanggil menolong saudara sebangsa yang sedang tertimpa musibah.
“Menolong korban bencana memang banyak caranya. Inilah yang bisa saya lakukan untuk mereka. Menolong dengan keahlian yang saya punya. Saya rasa, kita akan berperan lebih jika berada langsung di tengah-tengah mereka,” ujarnya usai memberikan trauma healing di posko 2 Pertamina di depan Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, pada Kamis (4/10/2018).
Demikian pula yang dirasakan Lutfi (28). “Selain karena penugasan, saya juga bisa berperan aktif menolong korban gempa yang butuh perawatan. Bagaimanapun, mereka sangat membutuhkan bantuan. Minimal, dapat mengurangi kesedihan yang mereka rasakan, karena tak merasa sendiri,” imbuhnya.
Hari ini, Thomas dan Lutfi memberikan trauma healing untuk anak-anak pengungsi yang tinggal sementara di sekitar posko 2 Pertamina. Mereka dengan sabar mengajak anak-anak itu bermain hingga terdengar gelak tawa.
Menurut Thomas, trauma healing merupakan salah satu cara meringankan beban psikis dari korban bencana alam, terutama pada anak-anak. “Kami berharap anak-anak bisa bisa lebih semangat dan ceria,” jelasnya.
Putera (13), salah satu anak yang ikut trauma healing sangat menikmati kegiatan tersebut. “Saya suka. Mau sering-sering diajak main seperti tadi,” tukasnya ringan.•ANDRE