Budayakan Sadar Risiko di Pertamina

IMG_20171105_163126

JAKARTA - Untuk menum­buhkan budaya sadar risiko di perusahaan, PT Pertamina (Persero) menyelenggarakan Risk Management Day 2017, di Kantor Pusat Pertamina, pada Rabu (1/11/2017).


 
Dalam acara yang dimotori oleh Direktorat Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko (PIMR) tersebut, seluruh jajaran direksi Pertamina me­nandatangani Piagam Ma­najemen Risiko sebagai bentuk ko­mitmen terhadap prinsip-prinsip pengelolaan risiko di Pertamina. 


 
Dalam kesempatan ter­sebut, Direktur Utama Pertamina Massa Manik menegaskan, pengelolaan risiko merupakan salah satu dari tiga hal fun­damental yang harus diuta­ma­kan oleh Pertamina dalam menjalankan setiap program kerjanya. Khususnya dalam kondisi industri saat ini yang bersifat VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity).


 
“Karakter bisnis kita ini high capital intensive dan high technology intensive. Untuk itu, kita harus fokus pada tiga hal fundamental, yaitu strategi, risiko, dan people atau pengembangan SDM,” ujarnya.

 


Berkaitan dengan ma­na­jemen risiko, untuk men­ciptakan pengelolaan risiko yang efektif, Massa menekankan pentingnya komunikasi yang harus dibangun dari leader hingga ke level operasional dengan terus melakukan sharing know­legde dan informasi.


 
“Komunikasi harus terus dilakukan. Jangan sampai hanya atasan yang tahu knowledge-nya. Dengan ini, seluruh lini pekerja bisa sadar risiko bisnis yang ada sehingga tahu apa dampak dari pekerjaannya. Selain itu, kita juga harus mengenalkan karakteristik industri ini ke semua stakeholders ka­rena dengan karakteristik industri yang berbeda ini membutuhkan regulasi yang berbeda pula,” tutur Massa.


 
Dalam acara yang dikemas dalam bentuk se­minar dan expo, Massa berharap pekerja pimpinan level vice president ke atas yang menjadi peserta seminar dapat membagi informasi yang didapatkan kepada seluruh bawahannya. Se­hingga cara pandang pe­kerja Pertamina terhadap manajemen risiko hingga level operasional bisa ber­kembang.

 


“Jadi, pekerja tidak hanya paham mengenai pekerjaan operasional saja. Ia juga harus punya financial view atas pekerjaan mereka, dan lain sebagainya,” tegasnya.


 
Sementara itu, SVP Cor­porate Strategic Growth Pertamina Daniel S. Purba me­nutur­kan, selain bertujuan mengembangkan budaya sadar risiko di seluruh aspek bisnis perusahaan hingga cucu perusahaan, seminar ini diharapkan dapat meningkatkan risk awareness, menyegarkan dan memantapkan kembali komitmen pekerja untuk me­ngelola risiko bisnis Pertamina.


 
Selain penandatanganan piagam, acara juga diisi dengan penyerahan secara simbolis buku Fault Tree Analysis (FTA) dan Buku Saku ERM oleh Direktur Utama Pertamina Massa Manik kepada seluruh jajaran Direksi Pertamina sebagai panduan prinsip-prinsip pengelolaan risiko di Pertamina.


 
Half day seminar ini diisi sharing session oleh Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam yang memaparkan tentang tantangan dan risiko Blok Mahakam, Di­rektur Megaproyek Pengolahaan & Petrokimia Ardhy N. Mokobombang yang memaparkan materi mengenai tantangan down­stream pengelolaan manajemen risiko di Me­ga­proyek Kilang dan Petrokimia, serta Direktur Utama Pertamina Hulu Energy (PHE) Gunung Sardjono Hadi yang me­maparkan mengenai risiko skema kerja sama gross split.•STARFY
 

Share this post