Cara Cepat Baca Buku, Bareng Pertamina Library

Cara Cepat Baca Buku, Bareng Pertamina Library

Seminar BacacepatJakarta – Padatnya pekerjaan serta semakin canggihnya teknologi informasi, membuat orang-orang enggan membaca buku, karena dinilai lama dan tidak efisien. Padahal dengan membaca buku wawasan dan khasanah pengetahuan kita akan terbuka luas.


Manager Data dan informasi Pertamina bersama Perpustakaan Pertamina menggelar “Workshop Baca Kilat”, pada Senin (19/11) di Kantor Pusat Pertamina. Melalui acara yang dipandu oleh Agus Setiawan, pendiri sekaligus trainer Bacakilat ini, peserta diajak membaca dengan cara yang canggih. Membaca buku dengan cara super efisien, satu halaman per satu detik, dengan pemahaman yang tinggi.


Puluhan pekerja lintas Fungsi dan Direktorat yang hadir saat itu nampak ‘tersihir’ dengan konsep membaca yang ditawarkan oleh Agus Setiawan. Biasanya ketika membaca, maka terjadilah proses mambaca dengan mata, lalu akan dirasakan oleh alam sadar lalu di estafetkan ke alam bawah sadar. Ketika sebuah informasi sudah tersimpan dalam alam bawah sadar, informasi tersebut tidak akan hilang selamanya.


Terkadang informasi yang kita serap itu hanya sampai pada tingkat sadar, sehingga tidak sempat tersimpan pada alam bawah sadar. Akibatnya mudah lupa, padahal alam bawah sadar kita memiliki kapasitas serap data yang luar biasa banyak.


“Seperti ketika kita berada dikeramaian, dan mata kita fokus tertuju pada seseorang di seberang anda. Fokus perhatian anda pada orang tadi hanya akan tersimpan sepersekian persen di alam sadar, tapi hingar bingar, riuh rendah apapun disekeliling anda akan banyak terserap oleh memori alam bawah sadar, dengan kapasitas yang jauh lebih besar,” jelas Agus.


Saat itu Agus dengan metode Bacakilat-nya menggiring peserta membaca dengan cara yang tidak lazim. Prosesnya dimulai dengan “membaca dengan mata”, lalu disimpan di alam bawah sadar. Berulah setelah itu di tingkat sadar. Secara aktif semua peserta yang ahdir diajak untuk membaca buku dalam waktu satu menit dengan gaya biasa. Setelah itu mereka kemudian menghitung jumlah paragraf perhalaman buku yang telah dibaca tadi.


Setelah itu Agus kemudian menstimulus para peserta dengan ucapan-ucapan yang membuat peserta rileks. Seperti menghipnotis, namun para peserta masih dalam keadaan sadar. Kemudian para peserta mempersilahkan peserta membaca lagi selama satu menit dengan gaya rileks, seperti yang diinstruksikan tadi. Agar dapat membandingkan membaca dengan kondisi biasa dengan kondisi yang lebih rileks, seperti yang diajarkan.


Alhasil para peserta merasa takjub dengan hasil bacaan mereka, dimana mereka bisa membaca lebih banyak dari sebelumnya. Kondisi membaca tersebut disebut “kondisi genius”. Membaca dengan cepat dengan pemahaman yang tinggi.


Salah satu peserta yaitu, Hadi Soeharto, mengaku mendapatkan beberapa poin masukan baru tentang metode mambaca. Baginya workshop ini seperti mengingatkannya kembali tentang bagaimana membaca buku yang tidak hanya membaca, tapi memotret.


“Hal itu yang membuat cepat, kemudian disimpan di otak belakang, sehingga suatu saat kita butuh ya tinggal dipanggil lagi memori itu. Itu poin yang saya dapat, cara baca adalah seperti membaca dengan meraba, berselancar begitu simpan diotak belakang,” ungkap Hadi yang merupakan Assisten Manager Web Development Downstream Aplication, Pertamina.

Share this post