Cegah Drilling Hazard, Fungsi RTC Pertamina Gandeng Baker Hughes GE Kembangkan RTDAS  

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan energi asal Amerika Serikat, Baker Hughes a GE Company, di Gedung Kwarnas, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018). MoU tersebut membahas tentang kerja sama antara fungsi Research & Technology Center (RTC) Pertamina dengan Baker Hughes GE dalam mengembangkan sebuah sistem yang diberi nama Realtime Drilling Advisory System (RTDAS).

RTDAS merupakan sebuah teknologi yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan operasional pemboran minyak dan gas bumi (migas). Teknologi ini bertujuan sebagai early warning system jika terjadi drilling hazard maupun kejadian yang tidak diharapkan lainnya sehingga mengganggu aktivitas pengeboran yang ada.

"Teknologi yang akan kita kembangkan ini adalah teknologi yang sangat diperlukan untuk mengurangi drilling hazard dan mengatasi kalaupun ada drilling hazard secara cepat," jelas Senior Vice President Research & Technology Center (RTC) Pertamina, Herutama Trikoranto.

Melalui RTDAS, lanjutnya, operator pengeboran dapat memantau sekaligus mengetahui secara langsung apa saja yang terjadi selama proses tersebut berlangsung. Operator juga akan mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat jika terjadi kesalahan teknis saat pemboran dilakukan.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa teknologi ini nantinya akan diterapkan di seluruh wilayah kerja Pertamina termasuk juga wilayah kerja Baker Hughes GE. 

Herutama juga berharap kerja sama ini bisa terjalin dengan baik sehingga seluruh wilayah kerja Pertamina bisa merasakan manfaat dari pengembangan teknologi tersebut.

"Kami bersyukur bisa berpartner dengan GE untuk pengembangan teknologi ini. Nantinya produk yang kita hasilkan itu akan menjadi paten bersama antara Pertamina dengan GE," imbuh Herutama. 

Sementara itu, Presiden Direktur Baker Hughes GE, Iwan S. Chandra menuturkan, pengembangan teknologi ini merupakan pertama kalinya di dunia energi dunia, khususnya dalam sektor pengeboran. Menurutnya, saat ini kegiatan pengeboran masih banyak menggunakan metode manual,yakni dengan bantuan manusia.

"Ini kolaborasi dari research development, kita akan menciptakan suatu sistem baru, yang memang belum pernah ada," kata Iwan.

Lewat RTDAS, semua aktivitas pengeboran akan lebih mudah, digital dan yang paling penting ialah real time. Pelaku pengeboran bisa memantau secara langsung aktivitas tang terjadi. 

"(Teknologi) yang akan kita  kembangkan dengan RTC membuat proses ini menjadi digital sehingga bisa ditingkatkan efisiensinya," ucap Iwan.

Iwan juga berharap dengan adanya teknologi ini bisa meningkatkan produksi migas tanah air. "Dengan pengembangan software ini akan sangat membantu Pertamina," tutup Iwan.*STK

Share this post