Dengan semakin meningkatnya kebutuhan layanan TIK , Corporate Shared Service (CSS) berencana mengembangkan proses – proses dalam application lifecycle management (software development lifecycle). Untuk mendukung rencana tersebut, IT Solution - CSS melakukan benchmark mengenai proses – proses tersebut ke departemen Teknologi Informasi di perusahaan serupa.
Pada Selasa, 26 November 2013, CSS melakukan benchmark ke PT. Asuransi Astra Buana (AAB). Kunjungan diikuti oleh perwakilan CSS dari Fungsi Downstream Application Development (DAD), Upstream Corporate Application Development (UCAD), Downstream Relationship Management (DRM-Business Demand), Architecture Strategy & Security (A.S.S), IT Service Management (ITSM) dan Project Management Office (PMO).
Rombongan Pertamina diterima oleh jajaran Manajemen Divisi IT beserta Tim, memberikan gambaran mengenai lifecycle management dan penggunaan TFS (Team Foundation Server).
PT. Asuransi Astra Buana (AAB) merupakan perusahaan penyedia jasa asuransi dengan Divisi IT yang beroperasi dengan tiga departemen dan satu unit kerja khusus. Tiga departemen tersebut antara lain yaitu Departemen IT Business Support yang terdiri dari Project Management Office (PMO), Production Support, dan Help Desk. Kemudian ada Departemen IT Operation (admin, Data Center, Support untuk client). Yang ketiga adalah Departemen IT Strategic Information yang menjadi pendukung Manajemen dengan memberikan rekomendasi – rekomendasi IT atas kondisi bisnis terkini. Mengikuti persaingan di bisnis asuransi, AAB yang sebelumnya pernah menjalankan lifecycle management dengan metode Waterfall sampai dengan 2011-2012, telah memutuskan untuk mengadaptasi metode Agile. Awalnya karena terdesak oleh keadaan, waktu untuk men-deliver sebuah software menjadi lama, tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis yang bergerak cepat dan dinamis sehingga para end user tidak puas.
IT Group Coordinator Bun Narto Sugiono mengatakan bahwa dengan metode Agile yang diterapkan, Divisi IT bisa mengikuti perkembangan bisnis. Hasilnya sudah dapat dirasakan, yaitu produk – produk IT yang di-deliver sesuai dengan harapan user. Walaupun demikian, Bun mengakui bahwa kualitas menjadi aspek yang terkena imbasnya dikarenakan waktu pengembangan yang serba cepat, sehingga masih ada saja hal – hal yang akhirnya dirasa tidak sempurna.
Pada kesempatan yang sama, Bun juga memaparkan garis besar penggunaan TFS di AAB. Disampaikan olehnya, TFS bisa menjadi alat bantu yang efektif dalam pengembangan sebuah proyek, dilihat lagi kepada bentuk dan kondisi tim pengembang itu sendiri. AAB sendiri saat ini lebih sering menggunakan metode Scrum dengan alat bantu Post it, yang memudahkan tim saat menyelesaikan work item, dan juga mudah untuk manajemen AAB ketika melakukan monitoring pengembangan proyek itu sendiri.
Eddy Gunawan, Assistant Manager Application QA - CSS menyampaikan terima kasih kepada PT Asuransi Astra Buana atas kesempatan melakukan benchmark. Eddy berharap dengan adanya benchmark, teman-teman di CSS bisa mendapat value dari yang dilakukan AAB dan bisa memberikan kontribusi bagi Perusahaan agar menjadi lebih baik lagi.