Delapan Infrastruktur Hilir Migas Pertamina Diresmikan

Delapan Infrastruktur Hilir Migas Pertamina Diresmikan

Proyek _MigasJAKARTA –  Peresmian dila­kukan oleh Direktur Jenderal Migas Kementrian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja didampingi oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Direktur EBT Yenni Andayani, dan Direktur Pemasaran Ahmad Bambang, pada Selasa (14/7). Peresmian dipu­satkan di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta Utara.

 

Proyek tersebut me­liputi relokasi dan penambahan kapa­sitas storage Depot LPG Tanjung Priok, pipanisasi Avtur dari Terminal BBM Tanjung Perak-DPPU Juanda Surabaya, fasilitas filling station LNG plant 26 Bontang, 3 fasilitas pengisian bahan bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) dengan merek dagang Vigas, dan dua unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Online.

 

“Kedelapan proyek ini merupakan implementasi nyata dari 5 pilar prioritas strategis Pertamina untuk bisa menjadi global champion. Dengan proyek-proyek ini, keberadaan Pertamina se­bagai holding energy tidak hanya ingin menciptakan value bisnis bagi perusahaan, tetapi lebih dari itu untuk mendukung terwujudnya kemandirian energi nasional dan melayani kebutuhan ma­syarakat,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

 

Direktur Jenderal Migas Kementrian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja sangat mengapresiasi upaya-upaya yang telah dila­kukan Pertamina untuk mendukung program-program pemerintah, termasuk kon­versi BBM ke bahan bakar gas. “Kami juga menghargai aksi-aksi korporasi Perta­mina yang semakin menun­jukkan komitmennya un­tuk memberikan akses masya­rakat terhadap sumber energi yang berkualitas, ramah ling­kungan, dan efisien,” ujarnya.

 

Pemerintah  mendukung penuh aksi kor­porasi dari perseroan untuk mengem­bangkan infrastruktur migas guna mendukung kinerja perusahaan ditengah krisis industri migas karena gejolak harga minyak mentah akhir-akhir ini.

 

“Kami yakin hal itu dapat terlaksana mengingat dari investasi-investasi yang di­gulirkan memberikan impact langsung kepada perusahaan, yaitu cost saving dan quick yield,” tegasnya.

 

Proyek relokasi dan pe­­­nambahan kapasitas storage Depot LPG Tanjung Priok dilakukan dengan me­min­dahkan 10 tanki pe­nim­bunan LPG, filling shed dan fasilitas penunjang, serta membangun tanki LPG baru berkapasitas 4x2.500 MT. Dengan demikian, proyek senilai Rp440 miliar tersebut telah meningkatkan kapasitas tampung Depot LPG Tanjung Priok dari 9.000 MT menjadi 19.000 MT sehingga kebera­daannya semakin vital bagi penyediaan LPG untuk wila­yah Jawa Bagian Barat.

 

Pipanisasi Avtur dari Instalasi Surabaya Group di Tanjung Perak ke DPPU sepanjang 35,19 km dengan kapasitas laju alir 200KL per jam itu telah menelan investasi senilai Rp106,7 miliar. Dengan pipanisasi tersebut, Pertamina dapat menghemat ongkos angkut Avtur sekitar Rp11,24 miliar per tahun.

 

Pembangunan fasilitas filling station LNG plant 26 Bontang senilai Rp8 miliar dimaksudkan untuk mendorong lebih cepat pro­gram konversi BBM ke LNG, dengan sasaran pertama perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan. Apabila seluruh potensi pasar LNG di Kalimantan dapat tergarap, maka program konversi BBM ke LNG bisa memberikan potential saving sekitar US$770 juta per tahun dan penghematan devisa US$2,5 miliar.

 

Adapun, tiga proyek fasilitas pengisian bahan bakar LGV telah dilaksanakan di SPBU COCO Solo Baru, SPBU COCO Margonda, Depok, dan SPBU DODO di Bogor masing-masing berkapasitas 6 MT dengan kapasitas pengisian dispenser 40-100 liter per menit. Dengan adanya proyek senilai total Rp4,7 miliar tersebut, kini total jumlah SPBU yang menyediakan fasilitas pengisian bahan bakar LGV mencapai 21 unit.

 

Sementara itu, dua unit SPBG COCO online di Cililitan dan Pulogadung, Jakarta Timur dengan total nilai investasi Rp127,9 miliar juga dioperasikan untuk mendukung program konversi BBM ke bahan bakar gas. Ma­sing-masing SPBG tersebut memiliki kapasitas sebesar 1 mmscfd atau 30.000 liter setara Premium.

 

Sebelumnya di hari yang sama, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama  menandatangani kesepakatan bersama mencakup penyediaan energi listrik, pasokan gas,  dan infrastruktur jaringan gas untuk perumahan, transportasi dan industri dalam rangka imple­mentasi city gas di DKI Jakarta, di Kantor Pusat Pertamina.

 

Melalui kesepakatan ter­sebut, Pertamina dan Pem­prov DKI Jakarta akan ber­sinergi untuk mewujudkan penyediaan infra­struktur energi di DKI Jakarta, mulai dari proses perizinan, pe­nyediaan lahan, hingga infra­struktur tersebut terbangun dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak dan juga masyarakat DKI Jakarta.•RUDI/URIP

Share this post