JAKARTA- Untuk meningkatkan wawasan korporasi para direksi anak perusahaan dan afiliasinya, Pertamina menggulirkan Directorship Program, di Jakarta, Rabu (23/10). Kali ini, sekitar 20 jajaran direksi anak perusahaan hadir dalam acara yang mengangkat tema High Performance Boards tersebut.
Menurut Senior Vice President Human Capital Pertamina Torang M Napitupulu, program ini diadakan untuk memberikan pembekalan kepada direksi anak perusahaan untuk mendapatkan wawasan serta pengetahuan luas dalam mengelola korporasi.
"Biasanya kami mengundang tokoh profesional yang ahli di bidangnya, konsultan, dari kementerian, pemimpin atau direksi BUMN, atau mantan pejabat BUMN. Dari bermacam-macam narasumber ini, para direksi akan mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi dan berdampak bagi perkembangan perusahaan ke depannya," papar Torang.
Kegiatan Directorship Program dilaksanakan selama dua hari. Pemateri pertama ialah Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra yang menjelaskan tentang kriteria dan ekspektasi yang diharapkan pada BUMN dari sisi kementerian BUMN.
"Tantangan BUMN semakin nyata di depan, berbagai hal harus dipastikan dalam mengelola BUMN. Pertama, globalisasi dan implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). BUMN sebagai kekuatan ekonomi nasional di tingkat global harus memiliki standar pengelolaan world class. Kedua, BUMN sebagai agent of development yang berfungsi sebagai alat negara melaksanakan pembangunan nasional untuk menggerakkan sektor-sektor strategi ekonomi domestik. Ketiga, BUMN harus mampu meningkatkan daya saing dan perannya dalam pembangunan nasional melalui sinergi antar BUMN yang maksimal. Keempat, meningkatkan karakter bangsa melalui role model kepemimpinan nasional," papar Hambra.
Sementara Cahyana Ahmadjayadi, Komisaris Telkom membawakan materi dengan judul Dealing with the Inevitable Shocks and Crises. "Direksi sebuah perusahaan harus memiliki skill manajemen krisis. Yaitu, kemampuan untuk identifikasi menilai, memahami dan mengatasi krisis, saat pertama kali terjadi sampai pemulihan. Di era revolusi industri 4.0 ini sebuah perusahaan harus berubah dengan cepat, jangan sampai ikut tergulung dalam perubahan," pungkasnya. *IN