SURABAYA - Direktur Pengembangan Pertamina Hulu Energi (PHE) Afif Saifudin menjadi keynote speaker dalam Asia Pasific Student Chapter (APSC) Petroleum Integrated Daya (Petrolida) 2018 yang diselenggarakan Society Petroleum Engineers Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Kamis 12 April 2018.
Di hadapan mahasiswa dari sejumlah universitas di Indonesia dan Malaysia ini, Direktur Pengembangan PHE menceritakan bagaimana tantangan berbisnis di industri hulu migas. Salah satunya adalah natural decline. "Tantangan yang tak bisa dicegah adalah penurunan alamiah yang terjadi setiap tahun. Dan penurunannya itu sampai 30%, sebab migas bukan sumber energi yang bisa diperbarui," beber Afif.
Untuk itu, diperlukan tambahan infrastruktur hingga upaya teknikal lainnya untuk menjaga dan mencari sumur migas yang baru demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meskipun geothermal pun kini sudah dikembangkan dan diharapkan jadi sumber energi baru, menurutnya, minyak bumi tetap menjadi sumber energi yang utama di Indonesia.
"Tantangan lainnya adalah pengeboran di offshore maupun di onshore sangat berisiko tinggi. Salah sedikit bisa menyebabkan kerusakan yang fatal. Untuk itu selain investasinya mahal, tingkat safety nya pun harus yang terbaik," tandasnya.
Mendapat wawasan langsung dari praktisi migas, para mahasiswa yang hadir menjadi bersemangat untuk bertanya lebih banyak tentang bisnis migas. "Kami sangat senang mendapatkan pemaparan tentang bisnis hulu migas saat ini sehingga mendapatkan gambaran yang riil tentang dunia kerja yang akan kami masuki nanti," tambah Putu Ayu Indira Ardiyatna, koordinator APSC yang juga mahasiswa Teknik Industri ITS .•PHE