Direktur PIMR Pertamina Bahas Strategi Pengembangan Bisnis Energi Baru Terbarukan di Kazakhstan Energy Week

NUR-SULTAN, KAZAKHSTAN -- Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan hadir sebagai perwakilan Direktur Utama Pertamina yang diundang sebagai salah satu narasumber dalam ajang diskusi migas internasional. Kali ini, bersama enam panelis lainnya, Heru berbicara dalam ajang Kazakhstan Energy Week dengan tema “Energy for Sustainable Development”, pada Kamis (26/9). 

Kazakhstan Energy Week merupakan event yang dilaksanakan di Nur-Sultan, ibukota Republik Kazakhstan dengan tajuk “Fueling the Future: Innovation Growth”. Pelaksanaan tahun ini juga bertepatan dengan momen 120 tahun produksi minyak bumi perdana di Republik Kazakhstan. Acara yang berlangsung mulai 23 September 2019 tersebut terdiri atas kegiatan pameran dan diskusi panel.

Dalam kesempatan tersebut, Heru membahas tentang strategi Pertamina dalam mengembangkan bisnis energi baru terbarukan. Menurutnya, untuk memenuhi permintaan energi terbarukan, Pertamina mendedikasikan lebih dari 10 kali lipat anggaran investasi pada periode 2020-2026 dibandingkan dengan investasi riil pada 2017.

"Anggaran investasi tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan energi baru terbarukan Indonesia seperti solar cell, wind, electric, lithium battery, geothermal, dan biorefinery," ungkapnya. 

Dalam sesi diskusi panel tersebut, para panelis menyampaikan bahwa footprint emisi merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan energi baru dan terbarukan serta adanya dukungan dari lembaga keuangan untuk mendorong pengembangannya. Peran Pertamina sebagai pelaku usaha yang ikut serta dalam forum seperti ini sangat dihargai oleh para panelis. Diharapkan dengan kolaborasi seperti ini dapat mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan agar lebih komersial.

Dalam kegiatan tersebut, Heru juga berkesempatan bertemu dengan para stakeholders, di antaranya Duta Besar RI untuk Kazakhstan. Ia berharap, pertemuan itu dapat mempererat hubungan baik yang selama ini telah terjalin dan dapat membuka peluang pengembangan bisnis Pertamina di negara penghasil minyak yang memiliki cadangan sekitar 30 miliar barrel tersebut.•

Share this post