JAKARTA – Pertamina menggelar kegiatan Forum Budaya 2013 di Kantor Pusat Pertamina. Terdapat beberapa rangkaian kegiatan dalam Forum Budaya kali ini. Di antaranya, Exhibition Forum Budaya di Lobby Lantai Ground, menghadirkan penampilan Stand Up Komedi, Soleh Solihun, Fun & Run bersama Pertamina Runner Club.
Di penghujung acara Forum Budaya 2013 yang bertempat di Lantai M Kantor Pusat Pertamina, Senin (23/12/2013) diselenggarakan kegiatan pemberian penghargaan Forum Budaya kepada Agent Budaya Pertamina dari seluruh Indonesia. Penghargaan tersebut sebagai apresiasi yang diberikan Pertamina kepada mereka yang telah memberikan dedikasi dan loyalitas bagi perusahaan dengan mengaplikasikan budaya sikap dan kinerja yang baik untuk kesuksesan Pertamina. Pekerja teraktif sebagai agent of change, manager teraktif, trainer volunteer teraktif serta trainer volunteer terbaik.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur SDM Pertamina, Evita M. Tagor, Direktur PIMR Pertamina, M. Afdal Bahaudin dan seluruh pekerja kantor pusat dan Anak Perusahaan Pertamina yang menjadi bagian dari agen perubahan budaya perusahaan.
“Hasil OPP survey kita terus menunjukkan kemajuan tapi jangan berhenti sampai disini saja namun harus kita tingkatlah terus dan perlu diperkuat dengan Employee Engagement. Mari kita hilangkan budaya Silo dan wujudkan One Pertamina,“ ungkap Evita dalam kesempatan Forum Budaya 2013.
Evita juga mengatakan apa yang pernah disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan bahwa Pertamina sudah On the Track untuk mencapai aspirasi 2025 sebagai Asian Energi Champion.
“Kita harus memiliki mimpi dan berani bermimpi agar kita termotivasi dan bertekad bagaimana kita bisa mencapai mimpi-mimpi tersebut, seperti halnya Fortune 500 Global yang tadinya hanyalah mimpi kita tapi akhir kita bisa mencapainya,” ucap Evita.
Sementara itu Manager PEG Pertamina, Muhadi yang terpilih sebagai salah satu dari Manager Teraktif dalam Agent of Change pada Forum Budaya 2013 mengatakan sebagai insan Pertamina harus kompak dan bersatu demi mewujudkan suatu nilai yang berarti bagi perusahaan, membangun Pertamina lebih maju dan berkembang.
“Kita membuang banyak waktu 1/3 hidup kita di kantor. Karena itu, jadikan 1/3 itu menjadi waktu yang efektif untuk mewujudkan Pertamina jauh lebih baik. Hal utama dalam bekerja adalah menjaga integritas yang tidak lepas dari tata nilai 6C,” ungkap Muhadi saat memberikan testimoninya.
Pada kesempatan tersebut pula menghadirkan seorang musisi dan seniman, Abah Iwan Abdul Rachman yang memberikan nyanyian sambil diiringi musik gitar klasiknya dan menyampaikan kebijakan hidup yang memuat pemasalahan sosial dan budaya di Indonesia.
Menurut Abah Iwan, dengan adanya perubahan budaya di tubuh Pertamina maka ada harapan untuk menjadi maju sebagai perusahaan energi yang berkelas dunia. Perubahan budaya yang positif tersebut tentunya akan membuat masyarakat memberi dukungan penuh kepada Pertamina.
“Dukungan masyarakat akan menjadi sebuah energi bagi Pertamina untuk perform lebih baik lagi. Budaya Pertamina di masa lalu harus menjadi bagian dari kemajuan di masa depan. Karena seburuk apapun itu jika sudah lewat maka akan menjadi kebaikan. Kita bisa mempelajari kekurangan dan keburukan yang telah berlalu. Inilah yang dinamakan menghargai sejarah,” ujar Abah Iwan.
Acara dilanjutkan dengan sharing session dengan Prof. Djokosantoso Moeljono sebagai Bapak Revolusi Budaya Modern Indonesia. Djoko berbagi pengalaman dalam pengembangan budaya korporat dan mancanangkan budaya kerja disiplin.•IRLI