MEDAN – Metode coaching dinilai merupakan salah satu metode efektif yang digunakan banyak perusahaan dalam membina SDM-nya agar memiliki kinerja maksimal di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity). Hal tersebut diungkapkan Direktur SDM Pertamina Nicke Widyawati pada acara Ngopi Bareng (Ngobrol Penuh Inspirasi) di Gedung Serbaguna Kantor Pertamina Medan, pada Rabu (21/3/2018). Kegiatan ini diadakan oleh Culture Change Agent (CCA) MOR I dengan mengusung tema “Agility Through VUCA World”.
"Setiap leader sesungguhnya perlu memiliki coaching skills sebagai bagian dari kelengkapan senjata untuk memimpin secara efektif, khususnya sebagai bentuk situational leadership atas situasi di dunia bisnis pada masa kini," ungkap Nicke.
Menurutnya, pemimpin harus memiliki sikap coaching state. Yakni, pemimpin yang memiliki kondisi mental yang objektif, no judgement, empati, kesungguhan untuk betul-betul mendengar, menahan pendapat apalagi perintah, disiplin untuk bertanya secara open-ended, serta memahami karyawan sebagai manusia secara utuh. “Treatment ini dinilai efektif untuk menghadapi generasi milenial yang saat ini perlahan menjadi penggerak perusahaan,” ujarnya didampingi Unit Manager Communication & CSR MOR I Rudi Ariffianto sebagai moderator acara.
Nicke menggarisbawahi, untuk setiap tantangan yang dihadapi saat ini, kultur perusahaan yang terlalu sentralistis menjadi penyebab kegagalan ketika memasuki era VUCA dan disruptive teknologi. "Leader juga perlu banyak mendengar dan percaya kepada bawahannya. Para pemimpin selama ini nyaman untuk selalu memberi perintah padahal prinsip coaching adalah membangun kesadaran diri bawahan," ungkapnya lagi.
Ia menegaskan, coaching akan membentuk SDM yang penuh inisiatif dan mampu mencari solusi untuk setiap tantangan yang muncul karena mereka diarahkan menemukan potensi yang optimal dalam dirinya.•MOR I