Direktur Utama PHE : Susun Rencana Kerja 2018 dengan Mitigasi Risiko Detil

SEMARANG - Dalam rangka mempersiapkan RKAP 2019 dan RJPP 2019-2024 serta memenuhi aspirasi Diarektorat Hulu Pertamina terkait target pencapaian 2C sebagai support dalam sustainability produksi, PHE menyelenggarakan Workshop Prospect & Lead, dengan tema “Digging The Treasure”, di Semarang, pada 11-15 Desember 2017.  Penekanan program dalam workshop ini adalah untuk menggerakkan suspended structure dan mencari prospek baru yang bisa komersial, sehingga keberhasilan temuan besar hidrokarbon seperti Parang-1 dapat kembali diraih oleh PHE.

Direktur Utama PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan, saat ini perusahaan menghadapi tantangan yang tidak ringan dengan adanya perubahan skema bisnis dari cost recovery menjadi gross split. Untuk itu, Gunung meminta setiap elemen perusahaan menyusun rencana kerja yang terukur dengan mempertimbangkan risiko bisnis, termasuk kegiatan eksplorasi. Penyusunan program kerja yang  tidak tepat  akan menimbulkan kegagalan, sehingga  seluruh biaya akan ditanggung oleh perusahaan.

“Mari kita coba merefleksikan diri dengan melihat kinerja di tahun ini untuk menyusun program kerja di tahun 2018, dengan tetap mempertimbangkan risiko bisnis. Lakukan yang terbaik karena Anda tidak hanya bertanggung jawab kepada perusahaan, namun juga diri sendiri dan Tuhan,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh SVP Exploration Pertamina RP Yudantoro. Untuk mengantisipasi kontrak baru beberapa AP PHE yang akan berakhir, maka PHE hendaknya mempertimbangkan aspek keekonomian dengan skema gross split. “Kita harus berpikir untuk menghadapi era gross split. Sehingga usulan dan rencana eksplorasi ke depan harus dibuat seefisien mungkin dengan hasil yang maksimal. Itu baru bisa dilakukan jika kita memiliki data base dan perencanaan yang bagus,” katanya.

Yudan menambahkan, tim eksplorasi dapat menyusun strategi dan program dengan mempertimbangkan sumber daya yang besar meskipun jauh dari infrastruktur serta berisiko tinggi, maupun sumber daya yang tidak terlalu besar dengan risiko rendah, namun mudah untuk dikembangkan karena dekat dengan infrastruktur.

Sementara itu Direktur Eksplorasi PHE Rudy Ryacudu menegaskan beberapa anak perusahaan harus fokus dalam mencari “big fish” agar dapat mengurangi jumlah undeveloped 2C dan dapat meningkatkan nilai komersialitas temuan hidrokarbon.
Dengan demikian, dapat berkontribusi lebih banyak dalam peningkatan revenue perusahaan, apalagi dalam menyikapi era gross split. “Untuk itu, PHE akan mempercepat proses funelling beberapa prospek dengan nilai sumber daya yang besar. Peningkatan nilai komersial juga dapat dilakukan dengan cara sharing facility dari AP yang berdekatan,” pungkas Rudy.•PHE

Share this post