Balikpapan –Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumbder Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja bersama rombongan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR-RI melakukan kunjungan kerja ke Balikpapan dan Tarakan pada 2-3 Februari 2017. Audiensi di Balikpapan tersebut turut diisi dengan Pengaliran Perdana Jaringan Gas Bumi Kota Balikpapan oleh Dirjen Migas di Kelurahan Karang Jati, Balikpapan Tengah dan tinjauan lapangan ke SPBG Pertamina di Muara Rapak.
Di Balikpapan, pembukaan kunjungan kerja dilakukan di Ruang Solar Kantor Refinery Unit (RU) V dan diterima oleh General Manager RU V Yulian Dekri dan General Manager MOR VI, Mochammad Irfan. Turut hadir antara lain VP Natural Gas Pertamina Wiko Migantoro,Tenaga Ahli ESDM Sugita, serta Direktur Perencanaan & Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso. Selain itu, pimpinan pemerintah daerah juga berpartisipasi dalam diskusi, di antaranya Bupati Penajam Paser Utara, Kutai Kertanegara, Bulungan, hingga Walikota Balikpapan dan Tarakan.
Dalam kesempatan tersebut, IGN Wiratmaja menyampaikan pentingnya pelaku sektor industri migas untuk menanamkan mindset terkait pergeseran paradigma (shifting paradigm). Wiratmaja mengungkapkan, ada tiga jenis shifting paradigm yang kini dihadapi di dalam industri migas. Yang pertama, terkait pengelolaan energi dimana di zaman sekarang ini pertumbuhan energi akan menjadi pondasi dari pertumbuhan ekonomi. “Kalimantan Timur memiliki banyak lokasi strategis untuk pertumbuhan ekonomi tersebut,” ujarnya.
Yang kedua, “pepole follow the energy”. Artinya, ke depannya orang akan cenderung mengikuti sumber energi atau lokasi dimana ada sumber energi, bukan lagi energi yang mengikuti dimana manusia berada. Maka, pengembangan energi di lokasi-lokasi strategis seperti Bontang dan Papua perlu dilakukan.
Paradigma yang ketiga adalah penggunaan energi bersih. Contoh yang paling dekat adalah pengembangan gas sebagai sumber energi yang lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan dibanding BBM.
“Salah satu manfaat positif dari diversifikasi energi adalah berkurangnya ketergantungan ke BBM yang saat ini menggunakan 60% impor. Selain itu, dengan diversifikasi energi kita dapat mengoptimalkan sumber-sumber energi yang ada di dalam negeri,” jelas Wiratmaja.
Ia pun menyebutkan adanya tantangan untuk menciptakan diversifikasi energi di antaranya tuntutan untuk mencipatkan infrastruktur yang lebih terintegrasi termasuk di wilayah Kalimantan.
Sementara itu, VP Natural Gas Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan komitmen Pertamina yang menyokong sektor upstream dan downstream untuk senantiasa mendukung kemandirian energi. Sedangkan Walikota Balikpapan Rizal Effendi berharap kelancaran pengembangan jaringan gas rumah tangga maupun kendaraan di Kalimantan sebagai upaya untuk memberikan manfaat dan nilai lebih bagi masyarakat.•KeishkaraHP