Surabaya - Pertamina secara resmi menerima dua kapal milik tambahan yang telah selesai dibuat oleh PT PAL Indonesia pada Rabu (12/10) di Dermaga Ujung, Surabaya. Kapal ini akan menambah keandalan Pertamina dalam mendistribusikan BBM ke seluruh Indonesia. Dua kapal yang baru diterima Pertamina adalah MT Pagerungan dan MT Pangkalan Brandan dengan ukuran 17.500 LTDW.
Vice President Own Fleet Pertamina, Agus Pranoto menjelaskan, Pertamina memang mempercayakan pembangunan sejumlah kapal miliknya kepada galangan kapal dalam negeri. Hal ini merupakan bukti sinergi antar sesama perusahaan domestik.
“Jadi kalau untuk ukuran tertentu yang memang bisa dibuat di dalam negeri, kita percayakan pada galangan dalam negeri. Kalau yang ukuran sangat besar baru dibuat di luar negeri,” ujarnya.
Kerja sama antara Pertamina dengan PT PAL Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Selain dua kapal tanker ukuran 17.500 LTDW tersebut, PT PAL Indonesia juga pernah menyerahkan lima kapal pesanan Pertamina. Kelima kapal tersebut adalah dua kapal tanker ukuran 3.500 DWT (MT Minas dan MT Melahin) pada 1985, satu kapal tanker ukuran 6.500 DWT (MT KURAU) pada 1992, satu kapal tanker ukuran 17.500 DWT (MT Palu Sipati) pada 2000 dan satu kapal tanker ukuran 30.000 LTDW (MT Fastron) pada 2005.
Selain dengan PT PAL Indonesia, Pertamina juga bekerja sama dengan sejumlah galangan kapal dalam negeri untuk membangun kapal tanker. Secara keseluruhan, saat ini Pertamina berencana menambah sekitar 15 unit kapal tanker dengan bermacam ukuran. Selain dua kapal yang sudah diterima, lainnya adalah 2 unit tanker ukuran 3.500 DWT, 2 unit tanker ukuran 6.500 DWT, 5 unit tanker ukuran 17.500 LTDW, 1 unit tanker ukuran 120.000 LTDW, 1 unit tanker ukuran 250.000 LTDW, dan dua unit tanker LNG ukuran 120.000 LTDW.
“Untuk ukuran 17.500 LTDW, kita pakai galangan dalam negeri,” tambahnya. Sinergi antar BUMN ini sebagai implementasi Kepres No. 5/2005 tentang dukungan pengembangan industri maritim di Indonesia. Hal ini juga sebagai perwujudan nilai tambah pada kemampuan industri dalam negeri, karena banyaknya keterlibatan dukungan SDM dan industri pendukung di sekitar galangan kapal. Tentunya sangat penting untuk menstimulir pertumbuhan cluster industri baru untuk menyerap dan menciptakan komunitas masyarakat yang mandiri dalam segala aspek industrialisasi.
Agus menegaskan, tambahan kapal ini diharapkan dapat mengoptimalkan distribusi BBM ke seluruh Indonesia dan meningkatkan pelayanan ke masyarakat. Saat ini, walaupun ada pemain swasta yang ditugaskan pemerintah untuk mendistribusikan BBM subsidi, hanya Pertamina yang sanggup melayani ke seluruh pelosok negeri.•MORV