Dua proyek panasbumi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) diresmikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan peran panas bumi untuk ketahanan energi nasional di masa yang akan datang.
Jakarta – Dua proyek panasbumi yang diresmikan tersebut adalah pembangunan Pembangkit Listrik Panasbumi (PLTP) Unit 5 Kamojang berkapasitas 30 MG dan pengembangan lapangan panasbumi Lahendong untuk suplai uap ke PLTP Unit 4 Lahendong.
Peresmian yang berlangsung di Gedung Dipa Bramantra Kantor PGE Area Kamojang, pada Sabtu (12/1), dihadiri pula Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini (saat menjabat), Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen, Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, Dirut PGE Slamet Riadhy, serta Staf Ahli Menteri ESDM Susilo Siswo Utomo yang akan menjabat Wakil Menteri ESDM.
“Waktu saya mulai menjabat sebagai Menteri ESDM, perintah Presiden kepada saya ada tiga,” kata Menteri ESDM Jero Wacik. ”Pertama, tingkatkan produksi minyak dan gas. Kedua, kawal program 10.000 MW tahap I dan program 10.000 tahap II. Dan yang ketiga, mendorong energi baru dan terbarukan.”
Jero pun memerintahkan PLN untuk berhenti membangun pembangkit listrik berbasiskan BBM, karena BBM semakin langka dan mahal. “Karena itu saya perintahkan untuk menggerakkan sumber-sumber energi baru dan terbarukan,” tegas Jero.
Sementara Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen menyatakan Pertamina menyambut baik penugasan yang diberikan oleh pemerintah untuk segera memanfaatkan energi panasbumi yang terkandung dalam bumi Indonesia demi kesejahteraan masyarakat. “Dua proyek dari PGE ini merupakan bagian dari tekad Pertamina untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan, terutama yang bersumber dari panasbumi,”kata Husen.
PLTP Unit 5 Kamojang yang dikelola oleh PGE, merupakan pengembangan dari 4 unit PLTP yang sudah ada, dengan kapasitas terpasang saat ini 200 MW. Diharapkan pembangkit Unit 5 sudah mulai beroperasi pada akhir 2014 dan menambah kapasitas terpasang sebesar 30 MW.
Lokasi PLTP Unit 5 Kamojang berdampingan dengan lokasi PLTP Unit 4 Kamojang di lahan seluas 3,85 Ha. Pembangkit pertama di Kamojang beroperasi sejak tahun 1982 dengan kapasitas sebesar 30 MW.
Untuk Unit 5 Kamojang ini, Dirut PGE Slamet Riadhy menyatakan bahwa biaya pengembangan dari eksplorasi sampai produksi sekitar 90 – 100 juta dolar AS. Listrik yang dihasilkan 30 MW akan masuk ke sistem listrik Jawa Bali milik PLN.
PGE juga terus melanjutkan pengembangan lapangan panasbumi di wilayah kerja panasbumi Lahendong, Sulawesi Utara. Pengembangan tersebut untuk pasokan uap ke PLTP Unit 4 Lahendong yang dioperasikan PLN dengan kapasitas terpasang 20 MW.
Daerah prospek Lahendong seluas 12 Km persegi, memiliki sumber daya sekitar 300 MW dengancadangan terbuktikan sebesar 80 MW. Panasbumi dari Lahendong merupakan salah satu pilar pendukung pasokan listrik di Sulawesi Utara, yang 40 persen di antaranya bersumber dari energi panas bumi.
Secara keseluruhan, PGE saat ini menghasilkan listrik sebesar 402 MWe yang berasal dari lapangan panas bumi Kamojang, Lahendong dan Sibayak (Sumatera Utara).