Energi Hijau Pertamina untuk Bangsa

Energi Hijau Pertamina untuk Bangsa

BANDUNG – “Pertamina sudah siap, namun tidak mungkin berdiri sendiri,” tegas Direktur Utama PT Pertamina saat menjadi orator pada forum sidang terbuka Institut Teknologi Bandung, Rabu (3/7). Sebagai satu-satunya pembicara yang didaulat berorasi di forum tersebut, Karen menyampaikan roadmap Pertamina dalam pengembangan energi baru terbarukan.

 

Menurut Karen, hingga 2025, Pertamina diproyeksikan hanya mampu memenuhi 63% dari kebutuhan energi baru terbarukan nasional. Target 63% itupun, kata Karen, akan bisa dipenuhi jika aspek-aspek pendukng kondusif pengembangan energi baru terbarukan dapat dipenuhi. Menurutnya, selain isu regulasi, faktor keekonomian, dan sinergi di antara BUMN, masih diperlukan adanya komitmen dari sisi kebijkan nasional untuk mengembangkan energi alternatif sebagai base load energi nasional. ” Kalau tanpa itu semua, akan sangat sulit bagi kita untuk bisa beralih ke energi baru terbarukan,” tegasnya.

 

Sebagai contoh, kata Karen, di Korea, pemerintahnya memberlakukan regulasi yang mengharuskan kendaraan umum lintas provinsi menggunakan bahan bakar gas sebagai pengganti BBM (bahan bakar minyak). “Nah, mimpi saya, suatu saat bus-bus di Jawa khususnya, bisa beralih semua menggunakan LGV,”  katanya.

 

Selain itu, papar Karen, Pertamina saat ini juga telah melakukan berbagai inisiatif pengembangan energi di luar minyak dan gas. Panas bumi, Bio-Energy, Wind, Algae, dan Green Diesel adalah beberapa sumber energi terbarukan yang dikembangkan oleh Pertamina. ”Bahkan kami juga sudah mengembangkan waste (sampah) untuk listrik. Di Bantar Gebang kita sudah berhasil,” kata Karen. “Kita juga ingin daerah lain yang bermasalah dengan sampah, seperti Bandung mulai memikirkan,” kata Karen.

 

Pada kesempatan tersebut, Karen juga meminta pihak ITB untuk meningkatkan kerjasamanya dengan Pertamina dalam hal pengembangan energi baru terbarukan. ”Pertamina sudah banyak bekerjasama dengan Pertamina, tapi ke depan, kita ingin dalam hal energi baru terbarukan juga ikut dipikirkan Pak Rektor,” ujar alumni ITB Fisika Teknik ini.

 

Selain menjadi orator ilmiah pada Si­dang Terbuka ITB, Karen juga menerima penghargaan Ganesa Wirya Jasa Adiutama dari ITB. Penghargaan tersebut diberikan kepada Pertamina sebagai institusi, atas jasa, prestasi, dan kerjasama Pertamina dengan ITB dalam mendukung aktivitas dan program ITB.  Tahun sebelumnya, Karen menerima penghargaan serupa yang diberikan oleh ITB namun untuk kategori perorangan. (ABY/BOD SUPPORT)

Share this post