JAKARTA - Turunnya harga minyak sejak akhir tahun 2014 mendorong seluruh operator industri hulu migas untuk melakukan efisiensi dan menahan investasi. Hal ini mengakibatkan lesunya kegiatan eksplorasi seperti pemboran dan akuisisi seismik, tidak terkecuali di PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Namun hal tersebut bukanlah kendala bagi Explorationist PHE untuk tetap giat berinovasi dan melakukan berbagai upaya untuk mencari “giant hydrocarbon pool”.
Dalam menghadapi masa krisis tersebut, Rudy Ryacudu selaku Direktur Eksplorasi PHE memberikan encourage dan instruksi untuk melaksanakan studi Eksplorasi di internal PHE dan seluruh AP PHE untuk menemukan: (1) new exploration play concept yang dapat ditindak lanjuti dengan survey seismik; dan (2) prospect-prospect baru yang diharapkan dapat dibor pada tahun berikutnya.
Workshop Study Eksplorasi yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 Maret 2017 merupakan ajang silaturahmi, sharing knowledge, serta kolaborasi para explorationist di lingkungan Pertamina. Acara tersebut turut dihadiri oleh Dody Priambodo selaku SVP Eksplorasi Hulu PT Pertamina (Persero), VP Eksplorasi Pertamina EP beserta jajarannya, serta para GM di lingkungan PHE.
Pada workshop ini dihasilkan sebanyak 51 studi in-house dengan 66% di antaranya merupakan “new potential”, konsep baru eksplorasi yang diharapkan dapat menambah kekayaan cadangan migas Perusahaan. Selain menampilkan hasil studi, pada momen ini Direktorat Eksplorasi PHE juga memberikan penghargaan berupa Exploration-Operation Award kepada PHE Abar-Anggursi (seismik 2D), PHE Nunukan, PHE Randugunting dan PHE UH (exploration drilling), yang sudah melakukan operasi lebih cepat, zero NPT, dan zero accident. Selain itu, PHE UH dan PHE Abar-Anggursi juga diberikan Study Award atas keberhasilan mereka dalam pemenuhan Komitmen Pasti berupa studi G&G yang dilakukan secara in-house.
Selain studi G&G yang dilakukan di AP PHE, di internal Direktorat Eksplorasi PHE juga dilakukan study mengenai potensi Shallow Gas di area BOB CPP, PHE Siak dan PHE Kampar. Studi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi potensi biogenic gas untuk own use dan kelistrikan, sehingga dapat menekan OPEX untuk fuel di blok-blok tersebut yang mencapai US$ 40 Juta/tahun. Shallow gas tersebut sudah terbukti diproduksikan di PHE Kampar.
Secara keseluruhan, studi G&G yang telah dilakukan di PHE dan Anak Perusahaan telah menghasilkan 22 lead & prospect new play dengan perkiraan total sumber daya lebih dari 1,20 BBOE. Sebagai tindak lanjut dari studi tersebut, akan diprioritaskan beberapa prospek seperti Boyo (PHE WMO) dan South-East Sembakung (PHE Simenggaris) yang diusulkan untuk dibor pada tahun berikutnya, untuk memenuhi target pemenuhan RRR (Resources Replacement Ratio) demi keberlanjutan bisnis perusahaan.•PHE