Indramayu– Tren positif kinerja produksi PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang tetap dijaga dengan segala cara. Pasalnya, seluruh asset yang ada merupakan ladang-ladang minyak dan gas (migas) tua yang kondisi resevoirnya mengalami penurunan daya secara alami. Upaya yang dilakukan oleh para jawara Field Jatibarang ternyata tidak sia-sia. Hal ini terlihat dari tampilan evaluasi kinerja semester pertama 2015. Field Jatibarang mencatatkan total produksi migas sebesar 10.600 barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 107 persen melebihi target.
“Rata-rata capaian produksi migas kami pada Semester-I 2015 berada di atas target, terutama produksi gas yang total produksinya hingga 73,71 juta kaki kubik (MSCFD) atau 114,68 persen dari target awal sebesar 65,48 MMSCFD,” ungkap Manager Field Jatibarang, Ceppy Agung Kurniawan. Lebih lanjut, Ceppy menyampaikan berbeda dengan gas, produksi minyak justru mengalami sedikit penurunan, yakni sebesar 8.653 barel minyak per hari (BOPD) atau 98,2 persen dari target (9.107 BOPD). Menurut Ceppy hal ini terjadi karena aset sumur-sumur migas di Field Jatibarang merupakan lapangan yang sudah mature. ”Tekanan sumur eksisting dengan teknik produksi natural flow sudah mengalami depleted secara bertahap,” terang Ceppy. Oleh karena itu, berbagai cara dijalankan untuk terus mendongkrak produksi, contohnya melakukan konversi pada sumur-sumur natural flow yang sudah depleted melalui metode lifting sesuai dengan konfigurasi sumur. Selain itu, dalam proses perawatan sumur seperti pekerjaan skin by pass, optimasi jaringan gaslift pada Struktur Cemara, kegiatan stimulasi surfactant dan juga reparasi sumur-sumur eksisting pada lapisan berpotensi besar, terus dilakukan.
Hal yang sama dilakukan juga pada sumur-sumur gas. Meski raihan produksi gas melampaui target, namun tampilan jawara migas Field Jatibarang tetap dalam kondisi full speed dengan irama dan tempo kerja yang tidak menurun. Langkah terobosan dan inovasi terus diupyakan dalam berbagai peluang disetiap level operasi. Kebijakan tersebut antara lain: (1) menjaga low and off sumur-sumur gas melalui perawatan sumur, (2) reparasi sumur-sumur suspended dengan membuka lapisan baru yang berpotensi mengandung gas. Selanjutnya, (3) dilakukan juga maintenance sumur-sumur gas eksisting dengan kadar air tinggi, menggunakan metode remedial cementing sehingga produksi gas tetap terjaga baik. ”Kami juga menambah beberapa fasilitas produksi seperti compressor agar pemanfaatan gas yang disalurkan ke konsumen tetap optimum, serta maintenance fasilitas produksi yang ada seperti trunkline dan scrubber,” ujar Ceppy mengurai kinerja.
Di samping itu, saat ini juga sedang gencar dilakukan pengimplementasian Continuous Improvement Program (CIP), yaitu inovasi yang diciptakan oleh engineer-engineer Field Jatibarang yang tergabung dalam kelopok PKM Sindang untuk mengoptimalkan produksi sumur Walet Utara (WLU)-1 yang sudah mulai menurun produksinya karena tekanan sumur yang terus mengecil, sementara tekanan dasar sumur besar. Maka dibuatlah inovasi BRU EJECTOR di sumur WLU-1 agar produksinya meningkat kembali. “BRU Ejector berfungsi untuk menarik gas dari sumur Low Pressure dengan memanfaatkan aliran gas sumur High Pressure, karena jika menggunakan Compressor Low Pressure membutuhkan biaya yang relatif mahal,” ucap Ceppy. Value creation yang dihasilkan dari Aplikasi BRU EJECTOR ini sebesar Rp 1.3 M selama 6 bulan. Sementara itu, kinerja fasilitas produksi sepanjang periode enam bulan pertama 2015, ini terkait dengan Reliability dan Availability peralatan utama Jatibarang Field adalah sebesar 98.27% dan 92.16%.
Masih rendahnya harga minyak dunia hingga saat ini memaksa management untuk melakukan re-selection rencana kerja (RK) 2015 berdasarkan skala prioritas besarnya gain produksi yang didapat. Hanya RK dengan status prioritas kelas pertama yaitu yang berkaitan langsung dengan peningkatan dan optimasi produksi yang akan dijalankan. Renegosiasi kontrak eksisting juga menjadi salah satu strategi jitu management Field Jatibarang. “Dengan cara itu, mampu menghemat anggaran sebesar USD 204.410 pada semester pertama 2015 ini,” imbuh Ceppy menunjukkan salah satu langkah efisiensi yang dilakukan jajarannya.
Selain upaya meningkatkan produksi, Field Jatibarang yang berlokasi di kabupaten Indramayu, Jawa Barat juga berkomitmen untuk memberikan prioritas terhadap kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat sekitar wilayah kerjanya melalaui program corporate social responsibility (CSR). Berbagai program CSR telah direalisasikan baik dalam bidang pemberdayaan ekonomi, bantuan social, pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, maupun terkait dengan penghijauan serta perawatan lingkungan. Contoh kegiatannya seperti program pelatihan membuat kue dan mie bakso untuk ibu-ibu PKK di Desa Kedokanagung, Kecamatan Kedokanbunder dan Desa Dukuh Jeruk, Kecamatan Karangampel, Indramayu. Program budidaya ikan, rumput laut, dan udang bekerja sama dengan LSM Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu (KOMPI) di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Indramayu, program perbaikan rumah tidak layak huni (RUTILAHU) dan sebagainya.•DIT. HULU