Fokus pada Solusi Tangani Teluk Balikpapan

BALIKPAPAN -- Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (IMAPA) Universitas Mulawarman selenggarakan seminar lingkungan dengan tema “Dampak Ekologis Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan”. Seminar sehari yang menghadirkan pembicara dari PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan, Dosen STT Migas Balikpapan, Forum Masyarakat Peduli Teluk Balikpapan dan Pusat Pengendalian dan Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) digelar di Auditorium Lantai 4 Universitas Mulawarman, Rabu (25/4/2018).

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Hari Bumi atau Earth day yang diperingati setiap tanggal 22  April setiap tahun. Ini juga merupakan bentuk kepedulian masyarakat dan penggiat lingkungan di Kota Balikpapan dan Samarinda atas musibah tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.

Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Drs. La Hasan, M.Si menyatakan kegiatan seminar sehari ini merupakan wujud kepedulian rekan-rekan pencinta alam Unmul terhadap masa depan Teluk Balikpapan. Melalui forum yang juga dihadiri oleh mahasiswa dari jurusan perikanan, kelautan maupun kehutanan ini diharapkan dapat ditemukan bahasan yang padat akan solusi, apalagi mahasiswa di bidang-bidang tersebut memang memiliki kompetensi akademis yang berdasarkan keilmuan.

 Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Darul Asmawan yang mewakili Forum Peduli Teluk Balikpapan. “Sekarang sudah bukan momennya lagi untuk adu argumen mencari siapa yang salah. Biarkan pihak berwenang menyelidiki hal tersebut. Fokus utama sekarang adalah mencari solusi untuk mempermudah proses pemulihan,” ujarnya.

Menurutnya, kejadian tumpahan minyak di Balikpapan  merupakan kejadian langka atau belum pernah terjadi sebelumnya. Karena itu, ia salut proses penanggulangan dan pemulihan di sekitar wilayah tersebut segera dilakukan oleh Pertamina bersama dengan pihak terkait lainnya.  “Penyelesaian dampak sosial ekonomi sudah mulai dilaksanakan. Sekarang kami berharap KLHK dapat mempercepat arahan untuk pelaksanaan tahap pemulihan,”ungkap Darul.

Sementara  ahli lingkungan Pertamina Dianuari Kusumawardhani menyatakan, Pertamina melakukan tiga fase utama penanganan tumpahan minyak Teluk Balikpapan, yaitu coastal clean up, identifikasi dan verifikasi dampak sosial ekonomi masyarakat dan pemulihan. “Hingga saat ini dua tahapan awal tersebut secara paralel masih terus dilakukan sedangkan tahapan ketiga masih menunggu arahan dari KLHK,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut,  Heri Susanto dari P3EK sebagai perpanjangan KLHK di wilayah Kalimantan Timur menyatakan arahan ataupun rekomendasi atas upaya pemulihan memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Menurutnya, penyusunan detail program hingga memperoleh persetujuan dari Menteri LHK harus melewati proses pemantauan yang sangat komprehensif dan mempertimbangkan berbagai aspek.

“Beri kami waktu dan kesempatan untuk dapat membuat kesimpulan dari fakta dan data yang kami temukan di lapangan. Ini kami lakukan juga untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat terdampak di masa mendatang,”ujar Heri.

Secara mendetail Heri memaparkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, P3EK dan KLHK bergerak di bawah koridor UU 32 Tahun 2009 mengenai alokasi anggaran dari pemerintah maupun pihak korporasi terkait tumpahan untuk melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup yang juga ditunjang oleh PP 101 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri LH Tahun 2009.  Ia berharap Pertamina sebagai korporasi yang lokasi kerjanya menjadi area kejadian tumpahan dapat terus berkoordinasi hingga rekomendasi program pemulihan disetujui oleh Menteri LHK.

Sampai saat ini, Pertamina menerjunkan tim yang secara khusus melakukan verifikasi terkait pembersihan wilayah terdampak maupun penghitungan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat. Selain itu, Pertamina tetap berkoordinasi dengan instansi terkait, tim ahli, LSM dan membuka diri terhadap masukan-masukan untuk mengoptimalkan penanganan yang tengah dilakukan.•

 

Share this post