Jakarta – Direktorat Pemasaran dan Niaga Pertamina tahun ini menargetkan penghematan Rp 2 triliun atau setara 200 juta dolar AS, dengan cara fokus menekan losses BBM. Tim yang menangani masalah losses ini akan segera dibentuk.
“Dirut sudah menginstruksikan saya dan Direktorat Pengolahan untuk membentuk tim yang menangani losses. Penekanan losses BBM ini bisa ditekan untuk mendapatkan penghematan Rp 2 triliun,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Budya, dalam Forum Knowledge Management (Komet) bertajuk ”Pertamina Shipping Mendistribusikan Energi Melayani Negeri”, pada Senin (24/3) di Gedung Utama Pertamina.
Hadir juga pada kesempatan tersebut SVP Shipping Pertamina Mulyono, Senior Vice President Fuel Retail & Marketing Pertamina Suhartoko, dan jajaran manajemen lainnya.
Hanung mengungkapkan, jika target tersebut tercapai, maka laba hilir otomatis naik dengan hanya mendandani masalah losses. “Apalagi apabila bisa membenahi hal lainnya, seperti HSE dan SOP operasi lainnya,” ujarnya optimistis.
Karena itu, Hanung menegaskan hal tersebut perlu menjadi pembahasan dalam Komet, agar Forum baik seperti ini bisa betul-betul berkontribusi secara riil.
Hanung menekankan agar Komet dan forum-forum improvement lainnya bisa menunjukkan kontribusinya dalam menyelesaikan masalah, termasuk di perkapalan dengan losses yang masih tinggi. Sejatinya, losses merupakan masalah klasik puluhan tahun bagi Pertamina yang belum menemui titik terang penyelesaiannya.
“Saya mensinyalir masih ada losses yang secara administrasi tidak diketahui, tetapi nyata. Ini tantangan yang harus dibenahi segera,” tegasnya.Hanung mempersilakan para peserta untuk memberikan masukannya di Forum ini, melalui pengetahuan-pengetahuan yang sudah menjadi rahasia umum namun tidak terungkap.
Hanung beserta jajaran Direksi menantang bagaimana agar Komet bisa membereskan masalah, bagaimana agar forum-forum improvement banyak menghasilkan pemikiran yang bisa memeperbaiki kapabilitas operasi.
Direktorat Pemasaran dan Niaga akan segera berbenah dalam menangani losses ini. Di antaranya mengungkap lingkaran losses, mengendalikan losses, serta ihwal bisnis praktis yang akan diperbaiki menuju standar operasi yang lebih baik.
Perkapalan kini sudah menunjukkan geliat kemajuannya. Salah satunya dengan bertambahnya jumlah armada milik. Bahkan kini Pertamina Perkapalan sudah memiliki VLGC terbesar di dunia, dan April ini sister ship yang kedua datang. Tanker Gunung Geulis datang membawa crude dari Al-Jazair. “Saya berharap 3-4 tahun ke depan kita juga bisa memiliki tanker LNG yang pertama,” ungkap Hanung.•SAHRUL