Forum IGS 2015 : Menjawab Tantangan Bisnis Industri Gas

Forum IGS 2015 : Menjawab Tantangan Bisnis Industri Gas

GAS_FORUMJAKARTA – Peranan gas dalam memenuhi energi di Indonesia ke depannya semakin strategis sehingga Indonesian Gas Society (IGS) sebagai wadah para pelaku industri gas untuk bersatu dalam mendorong percepatan penggunaan energi gas dengan mengembangkan konsep bisnis gas terintegrasi mulai dari tiga sektor, yakni upstream, midstream dan downstream.

 

“Kita melihat keberadaan industri gas nasional tidak bisa terlepas dari kondisi ener­gi nasional. Sehingga dibutuhkan sinergi agar kita mendapatkan arah yang tepat, lebih cepat dan efektif untuk dapat memenuhi kebu­­tuhan energi nasional,” ungkap Sekjen IGS, Daniel Syahputra Purba, dalam Forum IGS, di Jakarta, (26/8). 

 

Daniel yang juga menjabat Vice Presiden Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina mengatakan, sudah sepa­tutnya Pemerintah segera membentuk agregator gas nasional demi meningkatkan sektor industri nasional yang diyakini akan memberikan banyak dampak positif.

 

“Dorongan untuk me­reali­sasikan agregator gas nasional sebenarnya bukan untuk mendukung bisnis peru­sahaan a, b, ataupun c. Tapi tujuan yang paling penting adalah bagaimana sumber energi gas bisa mak­simal agar industri bisa terus berkembang dan manfaatnya bisa langsung dirasakan masya­rakat,” kata Daniel.

 

Untuk mendukung pe­ngem­bangan gas, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Gunung Sardjono Hadi mengatakan pihaknya terfokus kepada lima hal. Pertama, lapangan-la­pangan existing dan under developing. “Untuk yang existing  karena sudah ada infrastruktur, me­lakukan percepatan pe­ngem­bangan yang tadinya membutuhkan waktu lima tahun akan dipercepat men­jadi tiga tahun,” jelas Gunung.

 

Sementara itu, untuk yang under developing adalah pro­ject  yang sudah ditemukan ca­dangannya akan dipercepat juga. Kedua, melakukan por­tofolio tidak hanya akuisisi saja tapi juga divestasi.Ke­tiga, menggalakkan kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan tambahan cadangan untuk me-replace yang produksi. Keempat, bermitra dengan siapapun untuk menyediakan infrastruktur seperti LNG dan regasification karena jika in­frastruktur tidak tersedia maka jika PHE memiliki ca­dangan yang besar maka ti­dak bi­sa termonetisasi. Kelima, me­lakukan sinergi antar anak per­u­sahaan Pertamina, se­perti dengan Pertagas.

 

 “Dengan melakukan 5 strategi tersebut, maka kita bisa meningkatkan produksi yang tidak hanya produksi gas saja tapi juga bisa di­monetisasi dan kita berpikir end to end dengan harga komersial,” ucap Gunung.

 

Sedangkan Di­rek­tur Ko­mersial dan Pengem­bang­an Bisnis Pertagas, Ahmad Kudus menyampaikan bagai­mana peran agregator dalam optimalisasi pemanfatan gas bumi domestik dan pem­ba­ngunan infrastruktur gas un­tuk kebutuhan masyarakat dan industri.

 

Kegiatan ini dinilai penting karena bertujuan untuk meng­evaluasi strategi, isu dan tan­­tangan yang berkaitan pe­nyediaan gas bumi untuk industri yang berkelanjutan dengan memperhatikan pem­bangunan infra­struktur, suplai dan harga yang ter­jang­kau me­lalui agregator. Forum IGS dihadiri oleh para pelaku industri Indonesia antara lain produsen gas, pembeli, penyalur, pemakai, penyedia teknologi dan konsultan.•IRLI

Share this post