JAKARTA – Pengurus Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mengukuhkan Eko Wahyu Laksono sebagai Presiden FSPPB periode 2015-2018, menggantikan Ugan Ugandar. Acara Pengukuhan yang dihadiri seluruh anggota Federasi itu juga dimeriahkan dengan talkshow diadakan di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (5/3).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, Federasi harus mampu menjadi mitra bagi manajemen serta penyalur aspirasi pekerja Pertamina ihwal kondisi di perusahaan. Sebab fungsi organisasi di perusahaan salah satunya untuk menjaga keseimbangan internal maupun eksternal. “Tentu bila hal tersebut dapat terwujud maka akan tercipta keselarasan,” ujar Dwi.
Menurut Dwi, ada tiga filosofi yang harus dibangun sebagai upaya transformasi perusahaan di masa mendatang. Pertama, tertanam pemahaman bahwa Pertamina merupakan perusahaan energi. Implikasi dari filosofi ini, kata dia, bahwa Pertamina berkepentingan mencari, mengolah dan memasarkan segala sesuatu yang dapat diolah menjadi energi.
Sehingga jelas Dwi, nantinya organisasi di Pertamina tidak hanya struktural. Perusahaan membutuhkan orang-orang yang kuat dan mau bekerja keras.Kedua, tidak ada lagi subsidi. Dengan begitu, Pertamina harus lebih kompetitif karena semakin banyak pesaing. “Karena itu kita harus dapat mendorong potensi energi di Indonesia. Seperti konversi minyak ke gas bukan lagi urusan pemerintah tetapi urusan kita. Kita harus kreatif bagaimana untuk mendorong itu,” tambah Dwi.
Ketiga, adalah sinergi baik ke dalam maupun keluar harus berjalan dengan seimbang. Dwi menegaskan, FSPPB harus menjadi ujung tombak. Karena untuk membangun ketahanan energi nasional tidak bisa dilakukan sendiri sehingga harus bersama-sama seluruh elemen bangsa.
Senada dengan hal tersebut, Presiden FSPPB terpilih, Eko Wahyu Laksono mengajak seluruh elemen perusahaan bersatu berkiprah dan menyampaikan aspirasi demi membangun negeri.•EGHA