BATAM – Tanjung Pinang menjadi percontohan penerapan mekanisme BBM Biosolar bersubsidi tepat sasaran. Melalui Program Fuel Card, hanya konsumen yang berhak yang bisa mengkonsumsi Biosolar subsidi.
Sejak diluncurkannya Fuel Card di Tanjung Pinang oleh Pertamina bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjung Pinang dan BRI pada November 2019 lalu, dampak positif mulai dirasakan Provinsi Kepri. Pasalnya untuk mendapatkan kartu tersebut, pemilik kendaraan harus menunjukkan bukti pelunasan pajak kendaraan serta konsumsinya dibatasi agar sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah.
Menggunakan Fuel Card, konsumsi Biosolar bersubsidi diyakini lebih tepat sasaran. Indikasinya terlihat dari menurunnya konsumsi Biosolar subsidi pasca penerapan Fuel Card, Januari-Agustus 2020, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebelum ada Fuel Card.
"Kami mencatat, konsumsi Biosolar di Kepri turun dari 74,6 juta liter menjadi 69,9 juta liter, atau sebesar tujuh persen jika dibandingkan tahun lalu," ungkap Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Roby Hervindo.
Dampak positif lainnya, sambung Roby, adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak bahan kendaraan bermotor (PBBKB) yang disetor Pertamina kepada Pemrov Kepri. Hal ini terungkap dalam kegiatan Rekonsiliasi PBBKB Provinsi Kepri di kantor Pertamina MOR I di Medan, Jumat, 10 September 2020. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Perwakilan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RB) Provinsi Kepri Robin Saor.
Hingga bulan Juli 2020, meski ditengah menurunnya mobilitas masyarakat akibat pandemi COVID-19, setoran PBBKB Pertamina untuk Provinsi Kepri meningkat menjadi 174 miliar rupiah, tumbuh hampir 1,8 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 171 miliar.
“Hal itu disebabkan karena penggunaan Fuel Card, hanya kendaraan yang berhak dan sudah membayar pajak yang bisa mengkonsumsi Biosolar bersubsidi. Kendaraan lain, kemudian mulai beralih mengunakan BBM berkualitas Pertamina Dex dan Dexlite yang ramah lingkungan dan sesuai peruntukkannya,” jelas Roby.
Terbukti dari peningkatan konsumsi Dexlite di Kepri, yang melonjak sebesar 48 persen dibanding tahun lalu. Kenaikan serupa juga dialami Pertamina Dex sebesar 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kami mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan penggunaan BBM berkualitas seperti Pertamina Dex dan Dexlite. Dengan begitu, masyarakat mendapat manfaat peningkatan PAD untuk pembangunan Provinsi Kepri. Plus penggunaan Dex dan Dexlite, bikin mesin kendaraan awet dan lebih bertenaga. Juga lebih ramah bagi lingkungan," pungkas Roby. *MOR I/HM