Funnelling Subsurface Development : Agresifitas Capai Target 2,2 Juta BOEPD

Funnelling Subsurface Development : Agresifitas Capai Target 2,2 Juta BOEPD

FunelingJakarta –  Sebagai langkah nyata agresifitas Direktorat Hulu (Dit Hulu) dalam  mengejar target pro­duksi 2,2 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) pada 2025 mendatang, Jumat, 18 Juli 2014 lalu telah digelar Funneling Subsurface Development. Acara ini dimaksudkan untuk mempertajam funnelling sebelumnya sesuai dengan perkembangan dinamika operasi dan target yang dicapai. Lewat penajaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumur yang akan dibor se­hingga mampu meraih keberhasilan minimal de­ngan success ratio 75 per­sen. “Saat ini funnelling yang terkait kegiatan operasi konsepnya kita ubah. Kalau tadinya sekali pertahun dan hanya untuk konsumsi RKAP, kini men­jadi setiap tiga bulan sekali,” tegas Senior Vice President, Development and Technology, R. Gu­nung Sardjono Hadi saat diwawancarai.

 

Lebih lanjut Gunung  selaku Project Leader  BTP (Break Through Project) Subsurface Asset Funneling menjelaskan bahwa proyek ini  merupakan rangkaian proses meliputi identifikasi, evaluasi, seleksi kondisi sub­surface, dan usulan su­mur pengembangan di Anak Perusahaan bidang Hulu (APH) yang dilakukan secara terintegrasi dan objektif. “Direncanakan sebanyak 512 usulan sumur pemboran masuk dalam BTP Funnelling Subsurface Development. Hasilnya berupa bank data sumur siap bor untuk periode tiga tahun kedepan yang telah di kaji secara lebih matang dan komprehensif, dengan tingkat success ratio dan cost saving yang lebih baik,” imbuh Gunung.  

 

Untuk men­jamin pelak­sanaan project berjalan sesuai rencana dan tetap dalam koridor, Ambar Rachmanto, Manager Reserve Management   dibantu Rika Syafitri, Senior Analyst Oil and Gas Reserve  ditunjuk sebagai coach project BTP ini. Selaku gate review project juga dilengkapi dengan tenaga-tenaga ahli gabungan dari fungsi Upstream Technology Center (UTC) dan para ahli senior lainnya, baik yang ada di APH maupun  pakar dari luar. Mereka dipercaya untuk mereview calon-calon sumur yang diusulkan berdasarkan pertimbangan  aspek-aspek penting mulai dari technical, komersial, sampai isu-isu seperti pembebasan lahan dan lingkungan sekitar yang saat ini sedang distandarisasikan melalui Pertamina Development Way.

 

Selain itu, untuk kelan­caran komunikasi dengana APH, dibentuk Tim PMO (Project Management Officer) yang bertanggung jawab mengoordinasikan hubungan antara Fungsi Development Hulu dengan  APH. Apabila target 512 sumur tersebut  terpenuhi serta ratio kesuksesan  sumur pengeboran terus meningkat maka  Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk menjadi Peru­sahaan Energi Nasional Berkelas Dunia  yakin akan terwujud pada 2025.•DIT.HULU

Share this post