YOGYAKARTA – “Salah satu ketakutan dari proses holdingisasi BUMN adalah PHK. Padahal hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi. Justru holding BUMN akan mendorong efisiensi sehingga mendongkrak laba usaha yang akan diikuti dengan peningkatan investasi meningkat dan mendorong penambahan tenaga kerja,” jelas Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat menjadi pembicara dalam Workshop Holding BUMN Bank, Asuransi dan Survei di Yogyakarta, Selasa (8/3).
Kehadiran Dwi Soetjipto bersama Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat, untuk berbagi pengalaman pembentukan holding BUMN. Dwi Soetjipto sebelum menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina pernah menjadi Direktur Utama PT Semen Indonesia dan membidani holding BUMN Semen. Sementara Aas Asikin Idat terlibat dalam holding BUMN sektor pupuk.
Kedua narasumber menjalani proses holding BUMN dengan pendekatan masing-masing. Dwi Soetjipto lebih kepada semangat sinergi value creation, sementara Aas Asikin melalui pendekatan cost efficiency. Masing-masing pendekatan tersebut diterapkan sesuai dengan sektor yang akan digabungkan, namun keduanya memiliki 3 hal kesamaan dalam proses hoilding, yakni visi, dream dan leadership.
Dalam sesi sharing yang dipandu Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementrian BUMN Aloysius Kiik Ro tersebut, Dwi menjelaskan proses holdingisasi BUMN bukan sesuatu yang bisa berjalan mulus, karena sarat akan resistensi dan penolakan. Untuk itu perlunya membangun komunikasi intensif antara BUMN yang akan disinergikan, yang mencakup seluruh lini dari tingkat manajemen, karyawan, hingga serikat pekerja.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong penggabungan dan pembentukan holding BUMN pada sektor yang sama dalam waktu dekat ini. Hal tersebut disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno, saat memberikan sambutan dalam workshop sehari di Yogya tersebut.
Rini berharap dengan adanya holding, perusahaan BUMN akan semakin kuat, efisien dan mampu bersaing secara global. “Holding BUMN dengan sektor yang sama, merupakan salah satu program kerja Kementerian BUMN pada tahun 2016. Saya harapkan workshop ini menjadi awal dari proses holding yang telah kami rencanakan,”jelasnya.
Menurutnya, ada enam sektor BUMN yang akan mengalami proses holding, antara lain perbankan jasa keuangan, infrastruktur, pertambangan, konstruksi dan engineering, perumahan dan energi.•DSU