Jakarta- Direktorat Human Resources (HR) Pertamina akan mengahadapi sekelumit tantangan yang semakin komplek baik jangka panjang dan jangka pendek. Menghadapi hal tersebut HR bertekad untuk tidak melulu sebagai adminisator, namun berbenah menjadi lebih stregis dalam menjawab kebutuhan perusahaan ke depan.
"Fungsi HR yang utamanya ternyata HR Planning dan dalam hal ini kita lemah. Kita tidak pernah melakukan analisa tahun ini yang kosong berapa? Penggantinya berapa? Kita lemah dan ini yang harus kita kuatkan," ujar Direktur HR Pertamina, Evita Tagor, dalam acara "Pra Workshop Penyusunan Man Power Planning Pertamina Group 2013-2022, Senin (28/10).
Lewat acara yang dihadiri oleh jajaran Manajemen HR Pertamina serta perwakilan dari 17 anak perusahaan Pertamina tersebut, Evita mengungkapkan bahwa terkait dengan visi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi, HR harus jeli dalam menangkap visi tersebut dan membuat perencanaan.
"Pertamina niatnya menjadi Energy Company, energi di sini bukan cuma minyak dan gas, tapi semuanya. Perlu kapabilitas, shale gas, biogas, geothermal dan lainnya. Kita butuh orang-orang seperti itu dan ini luput dari radar kita karena kita terlalu fokus sama orang oil dan gas serta distribusinya,"imbuh Evita.
Evita juga menegaskan bahwa hal itu harus dipenuhi, mengingat HR adalah strategic business partner. Sebagai strategic business partner, HR Pertamina harus menyiapkan SDM nya, selain itu HR juga harus menjadi tempat pembiakan talent. Selama ini HR sudah cukup banyak mengikuti leadership course dan soft skill course, tapi kita masih sedikit ikuti capability courses, padahal hal itu dinilai takkalah penting.
"Kita akan tambah kapabilitas dari segi hard skill. Membiarkan talent-talent yang memang punya hardskill masing-masing, kalau tidak punya kita tidak bisa memanage HR ini. Sebab HR ini semakin lama semakin kompleks," katanya.
Kedepanya nanti Pertamina akan dihadapkan berbagai tantangam salah satunya adalah hilangnya 40 persen SDM dalam waktu sepuluh tahun mendatang. Selain itu rencana akusisi ke beberapa negara tentunya memerlukan berbagai perencanaan preventif dari HR. Karena itu, dalam kegiatan ini juga dipaparkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025 dan visi baru perusahaan.