HUT ke-12, PT Pertamina Geothermal Energy Terus Maksimalkan Operational Excellent



JAKARTA – Pada hari ini, Kamis, (12/12/2018), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) genap berusia 12  tahun. Sebagai bentuk rasa syukur  atas eksistensi perusahaan di bisnis geothermal tanah air, PGE mengadakan syukuran bersamaan dengan acara PT Pertamina Gethermal Energy Digital Expo 2018,  di kantor pusat PGE, Jakarta.

Di usia 12 tahun,  PGE memiliki peranan penting bagi  pengembangan bisnis geothermal di Indonesia. Semua itu diawali pada  tahun 1926 ketika ekplorasi geothermal dilakukan pertama kali oleh Belanda  di area Kamojang.  Kemudian pada tahun 1974, Pertamina dengan PLN mengembangkan pembangkit tenaga listrik sebesar 30 MW. Dilanjutkan pada tahun 1976 memasuki tahap pengeboran. Kemudian pada tahun 1983 Mulai dibuat pembangkit listrik dengan dioperasikannya Kamojang Unit 1.

Pertamina secara bertahap terus mengembangkan area Kamojang dan tempat lain. Hal ini menjadi bukti konsistensi Pertamina dalam bisnis geothermal. Di tahun 2001, Pertamina melakukan transformasi sehingga pada 12 Desember 2006 lahirlah PT Pertamina  Geothermal Energi.

Direktur Utama  PGE Ali Mundakir menyampaikan,  dengan dibentuknya PGE, pergerakan bisnis geothermal semakin dinamis.

"Hampir tiap tahun PGE  terus melakukan penambahan kapasitas terpasang  Pada tahun 2006 hingga 2018 PGE menambah 455 Megawatt kapasitas terpasang. Bahkan di tahun 2015 PGE merupakan satu-satunya perusahaan di dunia yang menjalankan tujuh proyek  geothermal secara simultan dan bersamaan," ujarnya.

Menurutnya, PGE hingga saat ini telah menyusun rencana jangka panjang.
“Pada tahun 2026 kami menargetkan 1.112 Megawatt kapasitas terpasang. Saat ini PGE telah memiliki 617 Megawatt kapasitas terpasang dan terus melakukan penambahan. Beberapa project saat ini sedang berjalan, di antaranya  Ululais Unit 1 kapasitas 55 Megawatt, Ululais unit 2 kapasitas, 55 Megawatt dan Lumut Balai Unit 2 kapasitas 55 Megawatt. Jadi paling tidak hingga akhir tahun 2018, atau awal tahun 2019 kapasitas terpasang bisa mencapai 672 Megawatt, " jelas Ali.

Sementara Direktur Utama Pertamina  Nicke Widyawati mengakui PGE adalah satu-satunya  perusahaan yang memberikan  pasokan terbesar dalam aspek panas bumi di Indonesia.

"PGE berkembang secara natural. Di masa datang tantangan ketersediaan energi semakin besar.  Karena itu saya juga mengharapkan PGE bisa melakukan inovasi mengembangkan potensi sumber daya dalam negeri,  misalnya saja teknologi Solar PV," ujar Nicke.

Nicke juga mendorong agar PGE bisa bersinergi dengan anak perusahaan Pertamina lainnya agar semakin  kuat memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.

Komsaris Utama PGE Pahala N Mansyuri juga menegaskan, dengan bertambahnya usia, PGE harus semakin memberikan kontribusi bagi perusahaan dan bersifat sustainable dengan terus membangun performance culture.

“Dalam kurun waktu 8 tahun mendatang pertumbuhan PGE bisa terus sustain di atas 11%. Pada tahun ini diharapkan laba bisa mencapai 300 juta US Dolar," ujarnya.

Sementara SVP  Eksplorasi  Pertamina Ricardo Perdana Yudantoro  mengungkapkan, panas bumi  termasuk dalam program energi nasional dengan target 7,2 GigaWatt  terpasang atau 23  persen dari ketersediaan energi terbarukan di Indonesia.

"Saat ini sektor industri Indonesia terus berkembang karena itu konsumsi listrik juga terus meningkat. Kita harus menemukan solusi untuk mendukung industri panas bumi agar menarik sehingga pengembangan bisnisnya bisa diakselerasi,” imbuhnya.

Seperti diketahui, selama 12 tahun berkiprah, PGE telah menunjukkan operational excellent. Hal tersebut dibuktikan di antaranya dengan mempertahankan 7 kali PROPER Emas di Area Kamojang,  apresiasi dari Pertamina, Kementerian ESDM, maupun stakeholder lainnya dalam pengembangan bisnis geothermal, serta diraihnya sertifikasi 45001 Terintegrasi.•RIN/ft. KUN

Share this post