Jakarta – “Satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa di bawah sana masih memiliki reserve yang dapat diproduksi adalah dengan melakukan pengeboran. Karena itu, tidak heran jika 70 sampai 80 persen budget Direktorat Hulu (Dit. Hulu) dikucurkan untuk kegiatan pengeboran,” ungkap Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam saat memberikan arahan dalam acara Kick Off Sosialisasi Implementasi Pertamina Drilling Way (PDW) Versi 2 di Executive Lounge, Lantai M Gedung Utama Kantor Pusat Pertamina, (2/2). Dengan kata lain, kesuksesan operasi pengeboran merupakan bagian dari salah satu penentu dalam pencapaian target Pertamina memproduksi 2,2 Juta barel setara minyak per hari (BOEPD) pada 2025 mendatang.
Dengan latar belakang tersebut, Dit. Hulu menyusun Pertamina Drilling Way (PDW) Versi 2. Yaitu suatu, pedoman Drilling Quality Management untuk semua insan yang bergelut dengan aktivitas pengeboran di Pertamina dan anak-anak Perusahaan yang berada dalam mata rantai bisnis hulu (APH), baik di Jakarta maupun di daerah-daerah operasi, termasuk kontraktor serta mitra lainnya yang terlibat dalam aktivitas pengeboran. Lebih jauh Alam menjelaskan bahwa PDW Versi 2, ini adalah bentuk penyempurnaan dari versi 1 yang diluncurkan pada 2012 lalu. PDW Versi 2 disusun melalui pendekatan yang lebih rasional dan terarah, oleh perwakilan semua fungsi di Pertamina. Selain itu pada PDW Versi 2 ditambahkan Long Range Plan (LRP) atau rencana jangka panjang agar diperoleh indikator unjuk kerja yang lebih komprehensif dengan perbaikan secara terus-menerus. Diharapkan kinerja pengeboran bisa dioptimalkan baik dari segi HSSE, waktu, biaya dan kinerja sumur, serta mampu meminimalkan Non-Productive Time (NPT). “Dibutuhkan komitmen dari kita semua untuk mengimplementasikannya secara utuh, demi mewujudkan visi Pertamina menjadi perusahan energi nasional kelas dunia,” kata Alam.
Selain Kick Off Sosialisasi Pengimplementasian PDW Versi 2, pada kesempatan tersebut juga ditandatangani Komitmen Implementasi PDW di seluruh APH. Pada awal acara anggota Komite Drilling Pertamina, D. Priyo Wibowo menjelaskan bahwa buku PDW Versi 2 membahas secara lengkap end to end proses pengeboran mulai dari HSSE, Optimasi Portfolio, Perencanaan & Disain, Manajemen Kontrak Dan Vendor, Perencanaan Operasi, Pelaksanaan Operasi, Monitoring Kerja, Pengetahuan dan Kapabilitas, hingga Audit dan Kepatuhan. “Melalui perencanaan dan desain yang lebih baik serta persiapan matang dan pengawasan ketat selama pelaksanaan pekerjaan, diharapkan mampu menekan tingkat kecelakaan dalam kegiatan pengeboran, sehingga target pertumbuhan produksi baik jangka pendek maupun jangka panjang bisa tercapai,” imbuh Priyo yang juga menjabat sebagai Manager Asset Optimization Dit. Hulu.
Sementara itu, menanggapi acara kick off dan penandatanganan komitmen implementasi di seluruh APH dimaksud, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Ignatius Tenny Wibowo saat diwawancarai menyatakan bahwa PHE mendukung sepenuhnya langkah Pertamina untuk membuat suatu standarisasi kerja yang mencakup semua aspek dan tahapan operasi, sehingga seluruh best practices yang telah disusun dapat digunakan anak perusahaan. “Dengan adanya PDW akan memperkaya dan sekaligus menghilangkan working in silo, jadi tidak ada lagi budaya bekerja sendiri-sendiri,” pungkas Tenny menyimpulkan.•DIT.HULU