BALI -- Hubungan bilateral Indonesia dan negara-negara di Afrika telah dirintis sejak 1955. Kerja sama ini dilakukan untuk masa depan ekonomi kedua pihak dalam berbagai bidang, seperti pangan, budaya, infrastruktur, termasuk energi. Kerja sama ini terus dibina dan dijaga dalam Indonesia Africa Forum (IAF), yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, pada Selasa (10/4/2018).
Forum bertajuk "partnership to the future" ini dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Forum ini diikuti sekitar 500 delegasi yang berasal dari 50 negara di Afrika dan Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla mengatakan kebersamaan dan kerja sama Indonesia dengan Afrika tidak akan pernah berubah. "Indonesia Afrika forever," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pertamina Massa Manik menjadi salah satu narasumber pada panel discussion IAF 2018 yang membahas tentang Energy, Mining and Infrastructure. Ia menegaskan, kerja sama energi dengan Afrika merupakan hal yang sangat penting karena negara-negara di Afrika mampu memproduksi migas dalam jumlah banyak. "Dari 10 negara di Afrika saja sudah memproduksi sampai 7 juta barel oil per day. Itu baru minyak, belum gasnya. Sedangkan Indonesia saat ini masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri," ungkap Massa.
Oleh karena itu, Massa mengingatkan, agar peran Pertamina dapat maksimal menjadi penjaga ketahanan energi nasional, selain harus tetap melakukan eksplorasi di dalam negeri, kita harus melakukan eksplorasi di luar negeri," jelasnya.
Menurutnya, eksplorasi di luar negeri tersebut bisa dilakukan dengan melakukan kerja sama dalam berbagai bentuk. Yaitu, long term supply, partisipasi, atau menjadi operator karena kita mayoritas. "Saya kira upaya ini perlu kita lakukan, khususnya di negara-negara yang secara history kita bersahabat, seperti dengan Arika. Ini merupakan satu opportunity," kata Massa. Saat ini di benua Afrika, Pertamina memiliki kerja sama dengan Algeria, Nigeria, Gabon, Lybia, Tanzania dan Namibia.
Ia menyarankan, melalui G to G, Indonesia juga bisa memberikan kesempatan yang sama kepada negara-negara Afrika untuk bekerja sama dengan bisnis di Indonesia. "Kita ada kilang, begitu juga downstream. Silakan jika mereka juga ingin mengembangkan usahanya di Indonesia," pungkas Massa.*PRIYO