Ini Lima Fakta Kilang Plaju Pertamina, Nomor Lima Patut Diapresiasi

PALEMBANG – Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju sebagai kilang tertua di Indonesia memiliki peran sebagai salah satu tiang ketahanan energi nasional yang kian eksis di era digital saat ini. 

Soal keandalan jangan diragukan, kilang yang telah melakukan berbagai inovasi dan pengembangan tersebut membuat kilang tertua ini mencapai optimalisasi tertinggi dengan mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Hal itu terbukti dari produk-produk berkualitas yang dihasilkan dan pencapaian 102,7 juta jam aman.

Hal itu disampaikan oleh General Manager RU III Plaju Moh. Hasan Efendi saat melaksanakan ramah tamah dengan 13 pimpinan redaksi media di Kota Palembang pada Jumat, 26 Februari 2021.

Lalu apa saja lima fakta menarik tentang Kilang Pertamina RU III Plaju, yuk kita lihat.

1. Wujudkan Energi Hijau dengan Kembangkan Green Refinery

Pertamina RU III Plaju dipercaya pemerintah untuk mengembangkan bahan bakar nabati berbasis Crude Palm Oil (CPO) atau kelapa sawit yang merupakan bahan bakar lebih ramah lingkungan melalui Project Green Refinery.

Pengembangan ini mendukung bauran energi nasional dan target kemandirian energi nasional dengan memperluas penggunaan energi terbarukan yang berkelanjutan. Selain itu, dikarenakan kondisi ketersediaan bahan baku minyak mentah fosil yang semakin turun, terutama di Sumatera Bagian Selatan, sehingga mendorong Pertamina RU III Plaju untuk mencari alternatif sumber bahan baku energi baru dari CPO yang cukup melimpah.

“Arah pengembangan saat ini adalah Green Refinery yang salah satunya memanfaatkan CPO menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan. Proyek ini dinyatakan masuk dalam Proyek Strategis Nasional. Project Green Refinery ini merupakan Project Stand-alone pertama yang akan dibangun di Indonesia,” tutur Hasan.

Hasan menambahkan bahwa rencana pengembangan Green Refinery ditargetkan beroperasi pada tahun 2024 dengan kapasitas 20 MBSD (Thousand barel per steam day) dan akan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan, diantaranya Green Diesel, Green Avtur, Green Naphtha, dan Green Liquid Petroleum Gas (LPG). Progress perkembangannya hingga saat ini sedang dalam tahapan studi Front End Engineering Design (FEED) dan studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) serta telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin, Suamtera Selatan.

2. Berhasil Mengolah Premium dari Minyak Kelapa Sawit

Pertamina RU III Plaju berhasil mengolah bahan bakar minyak (BBM) berjenis Premium dengan campuran minyak kelapa sawit berjenis refined, bleached, and deodorized palm oil (RBDPO) yaitu CPO yang telah diproses lebih lanjut sehingga dapat menghilangkan getah, impurities, dan baunya.

“Kita sudah bisa mengolah minyak kelapa sawit menjadi Premium. Komposisinya tidak full, jadi 15 persen dari minyak kelapa sawit RBDPO yang turunan dari CPO dan 85 persen minyak mentah, tapi keluarnya jadi satu Premium,” tutur Hasan.

3. Terus Berinovasi Hasilkan Produk Unggulan Breezon MC-32 dan Avtur Reborn

Breezon MC-32 dan Avtur Reborn merupakan wujud inovasi berkelanjutan yang diinisiasi oleh para pekerja Pertamina RU III Plaju. Sebelumnya, Pertamina RU III Plaju telah meluncurkan produk refrigeran baru, yaitu Breezon MC-32. Produk ini sebagai bentuk inovasi dalam menjawab perkembangan teknologi penggunaan refrigeran sintetis pada mesin pendingin yang saat ini telah bergeser dari R22 menjadi R32 yang berbahan dasar propylene.

“Breezon MC-32 merupakan pengembangan dari produk yang terdahulu yaitu Musicool MC-22. Breezon MC-32 ini refrigeran yang lebih aman, ramah lingkungan, hemat energi dan tidak merusak ozon,” ujar Hasan

Hasan juga menjelaskan inisiatif Pertamina RU III Plaju lainnya yang bertajuk Avtur Reborn, yang merupakan bentuk inovasi untuk menciptakan kembali produk Avtur, setelah sebelumnya diskontinu produksi Avtur pada tahun 2019. Melalui upaya itu, Pertamina RU III Plaju berhasil memproduksi Avtur kembali sejak bulan April 2020 dengan capaian kapasitas produksi 10.000 kilo liter per bulan untuk memenuhi kebutuhan energi transportasi udara di Sumatera Bagian Selatan.

4. Bijih Plastik Polytam Sumbang Margin Tertinggi

Selain memproduksi BBM, Pertamina RU III Plaju juga memproduksi Polytam yang merupakan bijih plastik berjenis polypropylene sebagai bahan baku pembuatan plastik di industri kemasan makanan dan minuman yang mempunyai kualitas tinggi, lebih tahan panas, dan oksidasi, serta memiliki warna yang lebih putih.

“Sebagai produk non-BBM, Polytam merupakan penyumbang keuntungan tertinggi bagi Pertamina RU III Plaju,” ujar Asteria Tri Wahjuni, Manager Refinery Planning & Optimization RU III Plaju.

5. Kilang Tua Berumur Satu Abad, Namun Tambah Perkasa

Pertamina RU III Plaju memiliki dua lokasi kilang, di antaranya Kilang Plaju yang didirikan oleh Shell dari Belanda pada tahun 1904 berkapasitas 110 MBSD dan Kilang Sungai Gerong yang didirikan oleh Stanvac dari Amerika Serikat pada 1926 berkapasitas 70 MBSD.

Meski berumur lebih dari 100 tahun, kilang tertua ini masih mampu memproduksi produk-produk bahan bakar minyak yang berkualitas, dengan beberapa pengembangan teknologi kilang.

“Kilang ini adalah kilang tertua di Indonesia dengan sejarah panjang, namun jangan salah, kualitasnya tidak kalah. Kita sudah bisa menghasilkan Pertamax dan produk lainnya yang bermacam-macam, termasuk produk unggulan Biosolar B30, Polytam, Musicool, HAP dan Breezon MC-32. Walaupun di tengah kondisi yang lesu karena pandemi, Alhamdulillah, tahun 2020 kami membukukan keuntungan yang signifikan, tidak kalah dengan kilang lain di Indonesia,” ucap Hasan. *RU III/HM

Share this post