Inovasi Digital, Solusi Hadapi Tantangan Bisnis Migas

JAKARTA - Hampir semua sektor industri maupun jasa telah mengimplementasikan proses digital dalam kegiatan bisnisnya. Tak terkecuali sektor bisnis minyak dan gas bumi (migas), maupun energi secara keseluruhan.

Division Manager Digital & Integration Schlumberger Indonesia Dicky Fahnudi menyatakan, inovasi digital dibutuhkan bagi industri migas, tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Menurutnya, digitalisasi di sektor migas membawa banyak manfaat, baik dari sisi efisiensi kerja hingga soal biaya operasional.

“Di industri migas itu hal yang sama (digitalisasi) terjadi karena tantangan yang dihadapi. Industri migas mengalami siklus naik turun, harga minyak anjlok, apalagi dengan pandemi sekarang. Konsumsi  berkurang, jadi kita harus inovasi agar tetap relevan dan survive,” bebernya saat menjadi pembicara dalam ajang Contiunous Improvement Program (CIP) 2020 PT Elnusa Tbk, pada Rabu, 30 September 2020.

Dicky menambahkan, digitalisasi mengurangi risiko bisnis yang akan dihadapi. Sekaligus akan menambah keuntungan karena sistem kerja yang lebih efektif dan efisien. “Bagaimana kita mempercepat eksplorasi, menemukan cadangan baru dan juga meningkatkan produksi. Semua ini bisa terjadi kalau mengaplikasikan inovasi digital di bisnis migas,” imbuhnya.

Sebagai contoh penerapan digitalisasi di perusahaan tempatnya bekerja, lanjutnya, yakni sebuah memanfaatkan sebuah program komputerisasi yang diberi nama DELFI. Yakni metode penyimpanan informasi maupun data perusahaan dalam sebuah media yang disebut Cloud.

Cara ini, masih menurut Dicky, dipandang lebih efisien dan menghasilkan return yang lebih baik bagi bisnis perusahaan. “Karena dengan menggunakan Cloud kita akan mendapatkan kecepatan, computing power dan unlimited,” kata dia menambahkan.

Salah satu contoh keberhasilan mengimplementasikan cara ini untuk sektor migas ialah semisal aktifitas seismic processing yang semula dilaksanakan dalam waktu 13 bulan, dapat dipangkas hanya dalam 2,5 bulan. “Kemudian untuk perencanaan sumur drilling, waktu pengerjaan bisa dipangkas separuhnya dengan menggunakan digital solution,” ujar Dicky.

Terkait penerapannya di Tanah Air, dirinya mengaku bahwa Schlumberger sudah menggandeng SKK Migas untuk bekerja sama membuat sebuah dashboard untuk kepentingan eksplorasi di Indonesia. ”Dashboard tersebut bisa melihat seluruh blok-blok yang ada di Indonesia. Mulai dari prospectivity (sumur) mana yang sudah di eksplor, berapa reserve dan berapa sisanya. Semua bisa dilihat di dashboard dan semuanya real time.”

Lebih lanjut Dicky juga berharap bahwa para pelaku bisnis migas, khususnya di Indonesia bisa memanfaatkan inovasi digital guna memaksimalkan kinerja. Sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan target yang ditetapkan.

“Ini memang tuntutan, bukan lagi pilihan. Apakah akan ikut dalam perubahan dan mengambil manfaat dari teknologi yang sudah ada,” pungkasnya. *STK/TA/HM

Share this post