BALONGAN -- PT Pertamina EP, salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) mencatat kinerja positif untuk angka lifting minyak selama tahun 2019. Salah satu Asset yang menyumbangkan pencapaian angka lifting diatas target adalah Pertamina EP (PEP) Asset 3 dengan wilayah kerja di Jawa Barat.
Lifting adalah suatu kegiatan penjualan produk dari produsen ke konsumen untuk memonetisasi hasil produksi minyak dan gas dari Pertamina EP. Hal ini selalu selalu dipegang teguh dan menjadi komitmen bagi Fungsi Oil & Gas Transportation (OGT) Asset 3 yang bertugas untuk mengelola proses penyaluran, final treatment, dan lifting produksi minyak dan gas. Salah satu area operasi dari OGT Asset-3 yaitu Main Gathering Station (MGS) Balongan yang merupakan stasiun terminal terbesar di wilayah kerja operasi Pertamina EP.
Terkait usaha meningkatkan dan mengoptimalkan lifting minyak di Asset 3, MGS Balongan senantiasa selalu melakukan kegiatan improvement and innovation. Di mana pencapaian lifting minyak Asset 3 melalui MGS Balongan selama tahun 2019 mencapai 102,16% dan menjadi pencapaian terbesar Pertamina EP. Pada tahun 2019, PEP Asset 3 menghasilkan lifting sebesar 102,22% dari total produksi 4.771.797,54 bbls.
General Manager PEP Asset 3 Wisnu Hindadari menjelaskan mengenai tahapan improvement dan innovation yang telah dilakukan, antara lain Inovasi OSMix Formula, dimana tim OGT MGS Balongan melakukan kajian formulasi dan komposisi mixing minyak dari beberapa lapangan baik Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan KSO-KSO untuk mendapatkan kualitas minyak yang baik dan tentunya meningkatkan kecepatan kesiapan cargo lifting.
Lebih lanjut ia menerangkan mengenai Hybrid suction pump system, yaitu inovasi tim OGT MGS Balongan pada sistem pompa fasilitas tangki terminal untuk meningkatkan recovery volume dari minyak baik stok settling dan dead stok.
"Sistem ini merupakan inovasi baru di lingkungan Pertamina EP dan dapat mendukung kombinasi recovery minyak melalui bottom suction dan upper suction. Ide inovasi ini berawal dari brainstorming tim Operasi dan RAM atas tingginya stok air yang menyebab minyak sulit untuk direcover. Hybrid suction pump system ini dibuat secara mandiri tim OGT dengan biaya Rp.150 juta dimulai start operasi pada tanggal 25 oktober 2019 dan inovasi ini telah berhasil recovery minyak settling sebanyak 121 ribu barrel," ujarnya.
Inovasi lainnya adalah Sea Line Volume Lifting, yaitu kegiatan untuk recovery minyak stok settling yang berada pada sistem SPL/SPM. Kegiatan ini merupakan salah satu fokus puncak tim OGT, OGM, dan SKK Migas di kuartal ke-4 tahun 2019 yang menjadi salah satu backbone program lifting pemerintah. Adapun proses kegiatan ini berawal dari : kajian studi hydraulic, koordinasi sinergi antara Pertamina EP, Pertamina, dan SKK Migas, dan sekaligus penyusunan prosedur flushing lifting operation. Meskipun kegiatan ini yang perdana di lingkungan Pertamina EP, namun hasil dari optimalisasi lifting ini yaitu tambahan lifting minyak sebanyak 64 ribu barrel ke kapal MT.Galunggung.
Melalui eksekusi excellent dari beberapa tahapan kegiatan improvement and innovation di atas, Pertamina EP Asset 3 telah berhasil menambah value creation monetisasi lifting minyak senilai RP.199.124.250.865,-. Kepala Divisi Operasi SKK Migas Ngatijan menyampaikan bahwa inovasi tersebut diharapkan memberikan kontribusi bagi kedaulatan energi dalam negeri.
"Kami mengapresiasi atas realiasi lifting PEP Asset 3 yang memberikan sumbangsih atas pencapaian lifting seluruh nasional sebesar 100,1%," pungkasnya.*PEP