JAKARTA – Kesepakatan antara Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Elnusa dalam mengembangkan teknologi geothermal atau panas bumi patut diakui, pasalnya teknologi pengukuran laju alir dua fasa (Two Phase Flow Meter) merupakan terobosan teknologi geothermal pertama di dunia.
Direktur Utama Elnusa Ali Mundakir mengatakan bahwa sinergitas antara anak perusahaan tersebut diyakini dapat memberikan nilai tambah bagi Pertamina Group serta bentuk dukungan terhadap pengembangan produk karya anak bangsa menuju tahap komersialisasi.
“PGE mempunyai kemampuan melakukan inovasi operasional geothermal, sedangkan Elnusa mempunyai kapabilitas untuk melakukan fabrikasi dan memasarkan produk. Jadi dua kapabilitas ini kami sinergikan. Kami harap alat ini nantinya akan dipakai secara masif di dalam operasionalisasi geothermal, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Ali saat diwawancarai Tim Energia setelah penandatanganan kerja sama pengembangan teknologi Two Phase Flow Meter di Kantor Pusat PGE, Menara Cakrawala, Jakarta, pada Kamis, 3 Juni 2021.
Dia juga menyampaikan bahwa alat tersebut saat ini sudah dalam proses paten di enam negara, antara lain Iceland, Turki, Filipina, dan New Zealand. “Jika sudah dipatenkan di enam negara itu, hal ini akan menjadi potensi bisnis yang luar biasa bagi Elnusa dan PGE,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Elnusa Ahmad Yuniarto menyampaikan bahwa kerja sama strategis tersebut sebagai langkah awal PGE dan Elnusa ke kancah dunia.
“Hal ini merupakan jalan untuk membawa Indonesia menjadi center of excellence untuk kegiatan panas bumi,” ujar Ahmad.
Ahmad menambahkan, di saat pengembangan produk tersebut berjalan penyiapan kerangka bisnisnya pun turut disiapkan. “Hal ini merupakan cara kami mempercepat langkah penyediaan layanan teknologi geotermal, tak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,” tutur Ahmad. *HM/PW/IN