IPA 2018 : Mahasiswa Gali Ilmu Bisnis Migas di Booth Pertamina

JAKARTA- Ajang Indonesia Petroleum Assciation (IPA) Convetion and Exhibition yang digelar di Jakarta Convetion Center tidak disia-siakan anak perusahaan Pertamina untuk mengedukasi masyarakat tentang ruang lingkup bisnisnya. Seperti yang dilakukan Pertamina Hulu Indonesia (PHI) dengan pembicara Adi Kustanto selaku komersial PHI dan Pertamina EP Cepu (PEPC) yang diwakili oleh Public Goverment Affair & Relation Manager PEPC Kusnadi.

Di hadapan pengunjung booth Pertamina, Adi Kustanto selaku Komersial PHI memberikan informasi mengenai sejarah berdirinya PHI, tujuan terbentuknya PHI, produk - produknya, hingga tantangan dan peluang yang dimiliki PHI untuk mencapai visi misi perusahaan.

"Bisnis ini memiliki tantangan tersendiri. Kami selalu melakukan eksplorasi, perkembangan, fasilitas produk, memperhatikan QHSSE (Quality, Health, Safety, Security, Environment), komersil, finansial dan teknologi informasi yang mempuni," ujarnya di depan mahasiswa Universitas Padjajaran yang berkunjung ke booth Pertamina.

Adi menjelaskan, PHI memiliki aset SDM dengan pengalaman, sistem dan kinerja kelas dunia. "Dengan dukungan seluruh pihak, PHI dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan di Indonesia khususnya bagian Timur. Kami melakukan alignment di semua aspek, termasuk standardisasi, SDM, prosedur dan kemitraan strategis lainnya yang berdampak pada kinerja produksi dan efisiensi biaya operasi dan produksi," jelasnya.

Sementara itu, Public Goverment Affair & Relation Manager PEPC Kunadi memaparkan tentang produksi vs konsumsi minyak nasional di depan mahasiswa Universitas Pertamina.

"Seperti diketahui, Indonesia merupakan importir BBM di dunia. Jika kita tidak melakukan langkah-langkah serius, akan menjadi importir BBM terbesar. Kondisi global harga minyak belum membaik, dan diperkirakan akan berkisar US$60 dalam tahun-tahun mendatang. Akibatnya penerimaan negara sektor migas turun dalam 3 tahun terakhir, dari 2014 Rp320 triliun dan saat ini menjadi sekitar Rp110 triliun per tahun," ungkapnya.

Karena itu ia mengimbau mahasiswa sebagai penerus bangsa untuk hemat energi serta belajar sungguh-sungguh hingga bisa mengembaangkan energi baru terbarukan untuk kebutuhan masa depan.

"BBM menjadi produk migas yang tidak dapat diperbarui. Jika digunakan terus menerus lama kelamaan akan habis. Ini tugas generasi mendatang untuk hemat energi dan berusaha menemukan energi baru terbarukan," katanya.*DEKA

Share this post