JAKARTA - Pelaksanaan IPA ke-38 yang didukung penuh Pertamina ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono, di Jakarta Hall Convention Center (JHCC), pada Rabu (21/5). Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut mengusung tema “Strengthening Partnership to Enhance Indonesia’s Energy Resilience and Global Competitiveness”.
Dalam kesempatan tersebut, Boediono menyatakan, industri migas merupakan sektor strategis yang tidak hanya menyumbang pendapatan negara namun juga mempunyai peranan strategis dalam menggerakkan sektor-sektor usaha lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Boediono mengharapkan pemerintah tetap fokus, tetap berkomitmen dan tetap bekerja penuh hingga selesai masa tugasnya untuk mengawal industri migas agar dapat berkontribusi bagi ekonomi Indonesia.
Karena itu Boediono meminta dalam waktu lima bulan ke depan jajaran Kementerian ESDM, SKK Migas dan BUMN dapat meningkatkan produksi migas yang saat ini berjumlah 804 ribu BOPD menjadi 1, 2 juta BOPD sesuai target APBN 2014. Lebih dari itu dirinya juga meminta kepada Pertamina sebagai BUMN migas merealisasikan potensi cadangannya yang telah ditargetkan.
“Termasuk mengoptimalkan pengelolaan sisa cadangan migas yang ada dan sumber daya yang belum dieksplorasi serta menciptakan dan menjaga iklim investasi yang kondusif bagi investor,” tegasnya.
Hadir dalam pembukaan IPA tersebut Menteri ESDM, Jero Wacik, Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya, dan seluruh jajaran komisaris dan direksi Pertamina serta jajaran direksi perusahan migas lainnya.
Sementara itu Jero Wacik menyatakan optimismenya bahwa kemajuan industri migas Indonersia akan semakin baik ke depannya. “Itu yang harus kita jaga bersama, jangan pesimis untuk menyongsong masa depan industri migas,” jelas Jero.
Namun demikian, Ketua Umum IPA 2014, Lukman Mahfoedz memperkirakan tantangan Indonesia dalam mewujudkan ketahanan energi di masa mendatang semakin berat. Kondisi tersebut mengharuskan Indonesia menemukan cadangan minyak baru melalui peningkatan kegiatan eksplorasi dan peningkatan produksi di ladang-ladang minyak yang sudah ada.
Menurut Lukman, perkiraan konsumsi energi di Indonesia pada 2025 menjadi 7,7 juta bopd, sedangkan kesenjangan kebutuhan dan pasokan migas pada tahun 2025 mencapai 2 juta bopd. Hal inilah yang menjadi tantangan berat bagi Indonesia. Namun, Indonesia masih memiliki potensi sumber daya migas yang masih belum dimanfaatkan. “Saat ini tercatat Indonesia mempunyai cadangan minyak 3,7 miliar barrel dan cadangan gas 103 triliun cubic feet selain itu potensi hidrokarbon non konvensional, shale gas dan cbm,” ungkap Lukman.
Usai pelaksanaan pembukaan IPA ke-38, Wapres, Boediono didampingi Menteri ESDM dan rombongan pejabat lainnya menyempatkan diri mengunjungi both Pertamina. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan memaparkan keberhasilan yang diraih oleh Pertamina dan perolehan produksi migas Pertamina yang terus meningkat.
Pameran IPA ke-38 berbeda dengan pameran tahun sebelumnya yang hanya dihadiri 7 negara dan 260 peserta pameran. Tahun ini, IPA dihadiri sebanyak 25 negara sehingga menjadi pameran terbesar yang pernah ada. Tidak hanya di Indonesia, pameran ini terbesar di ASEAN. Pelaksanaan IPA kali ini diharapkan menjadi sarana pertemuan dan pemicu kolaborasi semua pemangku kepentingan industri migas di tanah air dalam rangka meningkatkan kemampuan industri minyak dan gas di Indonesia.•IRLI