Jadi Relawan Cara Bersyukur Selamat dari Maut

PALU – Gempa dan tsunami yang menimpa warga Sulawesi Tengah khususnya Palu, Donggala dan Sigi masih menyisakan duka hingga saat ini. Sudah dua pekan berlalu sejak bencana alam tersebut, Pertamina sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih terus memberikan bantuan logistik, kesehatan termasuk bantuan para relawan pekerja baik dari Pertamina maupun anak perusahaan.

Banyak alasan mengapa seseorang ingin menjadi relawan. Misalnya karena misi kemanusiaan, memperluas pergaulan, mengenal orang-orang baru, mencari pengalaman, dan panggilan hati. Ada pula yang ingin menjadi relawan karena memiliki rasa syukur yang tinggi terhadap Sang Pencipta. Hal ini yang dilakukan oleh salah satu relawan dari PT Pertamina Geothermal Energy, Fraga Luzmi Fahmi yang saat ini bekerja sebagai Junior Geoscientist di Exploration Region 1.

Kisahnya diawali saat Fraga selesai menjalani aktivitasnya selama seharian. Ia yang berkantor di Jakarta mendapat kabar bahwa Palu mengalami musibah gempa. Sesaat ia memantau perkembangan musibah tersebut melalui aplukasi mobile BMKG. Tak lama berselang, ia mendapat kabar lagi bahwa sudah terjadi tsunami yang menyapu Kota Palu, Donggala, Sigi.

“Saya sedang di Jakarta saat itu. Sambil memantau kondisi gempa menggunakan aplikasi mobile BMKG sebelum Magrib. Selang beberapa saat saya melihat gempanya kembali muncul dengan skala yang lebih besar 7.7 skala richter, beritanya sudah ramai. Bahkan ada yang bilang tsunami dan benar saja,” ujar Fraga.

Usai kejadian tersebut, ia mendapat kabar dari temannya yang berada di Palu bahwa ada gempa dan tsunami. Kejadian tersebut menyebabkan aliran listrik mati total, dan komunikasi terputus karena hanya provider tertentu yang masih bisa berfungsi.

“Dari situ saya sudah terbayang akan seperti apa kota Palu setelah gempa. Apalagi paginya saya dapat kiriman video yang memprihatinkan sekali kondisinya,”imbuhnya.

Khawatir. Itu perasaan yang menggambarkan Fraga saat mendengar kabar mengejutkan yang masuk ke telinganya tersebut. Rasa khawatirnya muncul sebab laki-laki yang menghabiskan masa remajanya di Jogja ini memiliki kedekatan hati dengan kota Palu.

Bagaimana tidak, ia pernah tinggal di kota kaledo ini selama 10 tahun lamanya. Ini karena orang tuanya memang memiliki pekerjaan di Kota Palu, sehingga ia dan keluarga tinggal di Palu. Namun, dewi fortuna berpihak padanya dan keluarga tercinta. Saat musibah tersebut, dengan ijin Tuhan keluarganya tengah berada di Yogyakarta kota asal orang tuanya.

“Saya dulu pernah bersekolah di Palu selama 10 tahun karena orangtua bekerja di sini. Setelah itu saya pindah kuliah di Jogja S1 dan S2 hingga akhirnya bekerja di Pertamina. Saya menghabiskan masa sekolah di sini (Palu, red). Alhamdulillah saya bersyukur sekali saat kejadian itu keluarga saya sedang di Yogyakarta. Komplek rumah saya pun tidak terkena dampak,”katanya.

Rasa syukurnya itu membuat Fraga ingin menjadi relawan untuk membantu korban bencana di Palu, Donggala, dan Sigi. Tekadnya menjadi relawan adalah caranya untuk berdamai dan mengucap syukur setinggi-tingginya kepada Tuhan karena keluarganya tidak ada yang terkena bencana tersebut.

“Semenjak saya ikut menjadi relawan banyak hal yang bisa kita dapatkan. Saya tambah bersyukur lagi ketika orang tua saya selamat dari bencana ini. Cara saya bersyukur dengan keadaan selamat keluarga saya adalah saya harus membantu mereka memulihkan Palu bersama tim relawan dari Pertamina lainnya,” jelas Fraga.

Dari kejadian yang menimpa Palu, ia merasa terpanggil untuk bergabung menjadi relawan. Saat menajadi relawan, ia bersama tim CSR lainnya menyusuri pengungsian yang belum tersentuh bantuan. Di saat itu ia dapat merasakan kondisi yang terjadi terhadap para pengungsi sebenarnya. Ia juga mendapat pengalaman dan cerita yang luar biasa dari rekan-rekan.

“Pertama rasa syukur karena bisa membantu saudara kita yang tertimpa musibah. Bisa ketemu orang orang baru dan bercerita tentang pengalamannya, ketemu teman relawan yang asyik dengan kondisi alakadarnya tidur dan makan sekedarnya tapi senang bisa berada di tengah-tengah pengunsi. Ada yang sampai nangis karena kondisi,

Bahkan jika mendapatkan ijin dari atasannya, Fraga siap menjadi relawan lagi untuk membantu korban Palu. Ia berharap masyarakat Palu bisa bangkit, pulih, dan dapat menjalani aktivitas seperti sedia kala.

“Kalau atasan mengijinkan saya mau untuk menjadi relawan di sini lagi. Palu banyak tempat wisata. Semoga semua semakin baik dan masyarakat bisa tenang hidup di Palu. Kalau kata orang Palu ‘Palu Kuat, Semua orang Palu bersaudara’,” pungkasnya.•KUN/DK

Share this post