JAKARTA – Tahun 2014 adalah tahun terakhir tahapan dalam road map program pengembangan budaya tata nilai 6 C bagi seluruh pekerja Pertamina dan anak perusahaan. Untuk memaksimalkan penerapan 6C, Direktorat SDM Pertamina melaksanakan Values Based Development Program (VBDP) Modul K24, di Board Room Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (16/4).
Seminar sehari VBDP Modul K24 ini dihadiri oleh jajaran Direksi, SVP dan VP Pertamina dan anak perusahaan yang diharapkan dapat menjadi role model bagi bawahannya dalam penerapan budaya tata nilai 6 C (Clean, Competitive, Confidents, Cutomer Focused, Commercial, Capable) sebagai aktifitas sehari-hari.
“Kita sudah melewati 6 tahun perjalanan transformasi budaya. Tahun 2014 tahun terakhir internalisasi tata nilai 6C dan hal ini berarti harusnya sudah mengakar dan menjadi pola tindak seluruh insan Pertamina kapanpun dan dimana pun berada. Karena, praktik tata nilai 6C sangat selaras dengan program transformasi Pertamina,” ungkap Direktur SDM Pertamina, Evita M. Tagor saat membuka acara seminar.
Evita mengatakan bahwa tata nilai 6C terkandung azas kejujuran, kepercayaan, usaha keras dalam mengalahkan persaingan usaha, profit maximizing, customer service excellent, project management dan semangat untuk selalu meningkatkan keahlian di bidang masing-masing. “Pencapaian target perusahaan dan masuknya Pertamina dalam Fortune 500 di urutan 122 tersebut tidak lepas dari implementasi tata nilai 6C,” tegasnya.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut di antaranya mantan Direktur Umum Waluyo, mantan Direktur SDM Rukmi Hadihartini dan mantan Direktur Keuangan Ferederick ST Siahaan. Selain itu, Pertamina juga mengundang Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Ignasius Jonan dan CEO General Electric Indonesia, Handry Sandiago. Mereka menyampaikan materi dari masing-masing point tata nilai 6C tersebut.
“Saya sangat mendukung program seperti ini karena saya pendukung utama proses pengembangan value. Menurut saya, any employee yang akan maju memerlukan kemampuan values dan kemampuan kinerjanya. Ini sangat positif dan saya sangat senang karena leader-nya Pertamina sangat aktif dalam implementasi tata nilai perusahaan,” ungkap Handry.
Sementara itu, Ignasius Jonan dalam kesempatan seminar tersebut turut berbagi ilmu dan pengalaman. Dirinya mengemban tugas besar di saat kondisi KAI merugi sehingga di awal kepemimpinannya Jonan harus kerja keras untuk membangkitkan kembali KAI. Kerja keras tersebut membuahkan keberhasilan. Hal utama yang dilakukan oleh Jonan adalah customer focus untuk kembali merebut minat masyarakat menggunakan jasa transportasi kereta api.•IRLI