Jalin Keakraban Lewat Gowes Sepeda Gunung

Jalin Keakraban Lewat Gowes Sepeda Gunung

PGE_Gowes _PERSGARUT – Dalam rangka mempererat keakraban dan menjalin hubungan baik dengan insan pers, Pertamina Geothermal Energy (PGE) menggelar Media Gathering Gowes Pertamina Bersama Journalist Mountain Bike (JMTB) di Karaha Bodas, Garut, pada Sabtu (19/4). Sebanyak 50 peserta turut meramaikan gowes sepeda gunung ini, termasuk jajaran manajemen Pertamina, war­tawan foto, dan komunitas MTB Garut Tasik.

 

Media Manager PT Pertamina (Persero), Adiatma Ardjito memaparkan, kegiat­an ini bertujuan untuk me­ninjau lokasi operasi penge­boran. Sekaligus sebagai kunjungan tur bagi rekan-rekan jurnalis foto untuk meli­put kegiatan Pertamina di lapangan PGE Karaha Bodas.

 

Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) ini, jelas Adiatma, sedang dalam tahap pembangunan sumur dan persiapan un­tuk pemasangan pipa. “Diharapkan dapat bero­perasi tahun 2016 menda­tang sebesar 35 watt,” ha­rapnya.

 

Sementara Project Ma­nager Karaha, Wawan Darmawan mengatakan, hingga kini terdapat tiga sumur penge­boran di operasi PGE Clus­ter Karaha 4 untuk mengembangkan 1x30 megawatt. Selain pengeboran, pihaknya juga melakukan kegiatan uji produksi untuk mengetahui potensi uap di masing-masing sumur. “Kegiatan pengeboran su­mur ini bertu­juan untuk menambah uap di kepala sumur,” jelasnya ketika ditemui Energia.

 

Fotografer Antara, Saptono, yang ikut serta dalam kegiatan tersebut sangat antusias menikmati gelaran gowes sepeda gu­nung ini. Sebab, menurutnya, akan tercipta kerja sama yang berke­sinambungan. Selain itu juga bisa melihat kegiatan eksplorasi anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang pengolahan pa­nas bumi. “Kami bisa mem­bina silaturahmi, dengan teman-teman Pertamina dan komunitas sepeda MTB Garut Tasik,” ungkap Sap­tono yang juga tergabung dalam komunitas JMTB.

 

Hal yang sama disam­paikan Wawan. “Selain badan menjadi bugar, te­man-teman media juga da­pat melihat langsung  ke kegiatan eksplorasi yang dila­kukan Pertamina  dan dapat diwartakan ke masyarakat.”

 

Secara keseluruhan, 80 persen trek yang dijajal oleh para peserta adalah turunan terjal. Sedangkan 20 persennya flat. Lebih lanjut, kata Saptono, sepanjang sejarah komunitas JMTB, trek downhill ini yang paling bagus. “Trek yang hampir seluruhnya turunan, tentunya ini sesuai dengan keinginan kami,” pungkasnya.•EGHA

Share this post