JAKARTA - Pertamina terus berupaya maksimal mencari cadangan minyak dan gas (migas). Salah satu upaya yang dilakukan melalui Kontrak Kerja sama Pasti (KKP) Pertamina untuk melakukan survei seismik 2D terbesar di Asia-Pasifik dan Australia sepanjang 10 tahun terakhir oleh dua anak perusahaannya, yakni PT Elnusa dan PT Pertamina Hulu Energi. Survei seismik 2D akan dilakukan dari Batam hingga Papua sepanjang 30.000 Km.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, langkah yang diambil Pertamina ini merupakan jawaban dari tantangan yang diajukannya untuk melakukan survei seismik dalam kurun waktu enam bulan dari waktu yang diberikan SKK Migas selama setahun.
"Tantangan untuk Pertamina menghasilkan data seismik dalam waktu enam bulan, karena kami yakin Pertamina mampu melakukan kajian itu dalam kurun waktu tersebut, dan Pertamina kredibel dalam industri migas," ungkap Arifin.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menyambut positif tantangan yang diberikan Menteri ESDM tersebut.
"Itu merupakan tantangan yang sangat positif. Kami akan melakukan pendalaman lagi setelah mendapatkan data resmi dari tim Elsa Regent yang ditugaskan melakukan survei seismik," jelas Dharmawan.
Survei seismik 2D akan berjalan selama enam bulan dengan kapal milik PT Elnusa, Elsa Regent yang 100 persen dioperasikan oleh putera puteri terbaik Indonesia.
"Semoga hasil survei seismik ini dapat menggairahkan kembali eksplorasi migas di Indonesia dan menjadi milestone perusahaan dengan membawa hasil yang optimal sehingga berguna bagi nusa dan bangsa," pungkas Dharmawan.*HM