Jeli Membidik Peluang di Tengah Kompetisi

Jeli Membidik Peluang di Tengah Kompetisi

20-Foto 1 - Elnusa Cascus UnddercamJAKARTA-  “PT. Elnusa Tbk. menargetkan diri menjadi pemimpin pasar bagi industri jasa bidang energi di Indonesia pada 2020 dan menjadi leader di kawasan regional lima tahun berikutnya,” ucap Tolingul Anwar, Direktur Utama PT Elnusa Tbk beberapa waktu lalu. Lebih jauh Tolingul menjelaskan, ketatnya persaingan di bidang jasa bisnis minyak dan gas bumi (migas) akibat terpaan krisis harga dewasa ini, menjadi tantangan tersendiri bagi Elnusa. dalam mewujudkan visi tersebut. Maka, untuk merealisasikannya Elnusa harus mampu membangun trust dari klien, sehingga mereka tetap percaya bahwa perusahaan ini memiliki kompetensi dan kapabilitas dalam memberikan solusi pada setiap permasalahan yang muncul.

 

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka langkah-langkah strategis terus disusun, baik dari segi kecanggihan teknologi maupun dari sisi kepakaran, kompetensi, dan kapabilitas sumberdaya manusia (SDM). Karena itu, tidak heran manajemen Elnusa terus mendorong pekerjanya untuk giat berinovasi. Sebab, hanya dengan melakukan berbagai inovasi dan terobosan-terobosan yang tepat guna, perusahaan akan mampu bertahan dari hempasan gelombang krisis. Tujuannya tentu untuk menekan berbagai biaya, baik investasi maupun operasi. Dengan demikian, klien akan mendapatkan jasa service kualitas premium dan harga yang lebih kompetitif, serta tetap mengedepankan kaidah-kaidah Health, Safety, & Environment (HSE) yang baik. Di samping, itu manajemen Elnusa juga dituntut kejelian dalam melakukan segmentasi dan focusing peluang bisnis yang ada.

 

Salah satu strategi yang ditempuh adalah memperkuat bisnis inti perusahaan lewat kebijakan melakukan penetrasi di lapangan-lapangan migas yang sudah berproduksi. Pertimbangannya, bagaimanapun rendahnya kondisi harga minyak dunia sumur-sumur produksi harus tetap dipelihara agar terus produktif. Atas dasar peluang tersebut Elnusa menawarkan kepada kliennya jasa solusi perawatan sumur (well service/well maintenance), serta operasi dan perawatan fasilitas produksi. Seperti PT Total EP Indonesia (TEPI) operator  Blok Mahakam (Kalimantan Timur), pada 2016 lalu mempercayakan Elnusa untuk melakukan pekerjaan maintenance sumur, yakni perawatan subsea casing di Lapangan Peciko dan Lapangan Bekapai, Balikpapan, Kalimantan Timur. Sumur-sumur yang ada di kedua ladang raksasa itu merupakan sumur tua yang sudah mengalami korosi, sehingga diperlukan maintenance casing production dan mendeteksi kemungkinan terjadinya kebocoron pada sumur-sumur tersebut. Sebelumnya, pekerjaan ini dilakukan sendiri dengan menggunakan diver atau penyelam. Namun, karena cost yang harus dikeluarkan TEPI serta risiko fatality yang cukup tinggi maka, pekerjaan tersebut dipercayakan kepada Elnusa. Hal ini, sangat justify sebab ada 71 titik yang menimbulkan gelembung-gelembung gas sehingga ditakutkan apabila memakai jasa diver akan sangat berbahaya.

 

“Pekerjaan ini merupakan challenge bagi Elnusa karena harus dilakukan dengan aman dan murah. Selain itu juga merupakan inisiasi pekerjaan baru sehingga, belum ada benchmark unit skid/frame untuk spooling underwater camera. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Elnusa membentuk tim yang terdiri dari divisi Snubbing, Maintenance, dan fabrikasi untuk mendesign khusus sesuai permintaan klien,” jelas M. Siko A. Engineer Snubbing 150K project Total EP Indonesia Hydraulic Workover Unit (HWU) Department, Driling Workover Elnusa. Lebih jauh Siko menjelaskan, setelah dilakukan simulasi beberapa alternatif solusi, akhirnya tim yang diberi nama PC-Prove Cascus Undercam ini memutuskan membuat unit frame untuk wire spooling dan underwater camera di Elnusa East Indonesia Region (EIR), karena inovasi ini lebih hemat biaya serta waktu pengerjaan yang lebih cepat.

 

Hal pertama yang dikerjakan tim adalah studi engineering, yaitu melakukan kajian dengan produk yang dimiliki oleh kompetitor, kemudian dilanjutkan dengan kalkulasi faktor-faktor penghambat pengerjaan. Selanjutnya mendata material yang diperlukan serta material yang sudah ada, sedangkan bahan yang belum tersedia dipesan melalui bagian pengadaan. Setelah semua bahan yang diperlukan dirasa mencukupi, maka proses fabrikasi skid atau frame mulai dilakukan. ”Tim berhasil membuat skid minimalis yang telah disesuaikan beratnya untuk mengantisipasi apabila terjadi hambatan seperti gelombang, hidrostatik, pressure, dan kendala alami lainnya saat digunakan,” terang Siko.

 

Hasilnya, dengan menggunakan alat produk inovatif dari Siko dan kawan-kawan pekerjaan maintenance subsea casing sumur-sumur produksi di Lapangan Peciko dan Bekapai bisa diselesaikan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan diver, serta menghilangkan potensi terjadinya fatality. “Elnusa berhasil menjawab tantangan yang diberikan klien dalam hal ini, TEPI dengan memuaskan. Selain itu dengan inovasi ini Elnusa mendapatkan tambahan revenue sebesar Rp. 102.310.520,- per proyek. Lebih jauh lagi, Elnusa sangat siap dalam menangani hal yang sama, untuk menjaga kontinyuitas produksi Blok Mahakam ketika dikelola Pertamina, pasca terminasi pada 31 Desember 2017, ini,” yakin Siko mewartakan profesionalisme Elnusa dalam perawatan pipa selubung bawah laut di lapangan migas lepas pantai.

 

Produksi gas Blok Mahakam saat ini sekitar 1.600 juta kaki kubik perhari (MMSCFD). Jumlah tersebut merupakan kontribusi produksi gas terbesar di Indonesia, atau setara 20% produksi gas nasional. Sementara produksi minyak di blok yang berlokasi di wilayah pesisir dan offshore Kalimantan Timur, itu mencapai 63 ribu barel per hari (BOPD).•DIT. HULU

Share this post