JOB PTOK : Cermat Merawat Hemat Biaya Hampir US$ 6 Juta

JOB PTOK : Cermat Merawat Hemat Biaya Hampir US$ 6 Juta

16-Block StationBaturaja- Gonjang-ganjing penurunan harga minyak dunia dikisaran USD 50-60 per barel sejak Semester II/2014, membuat sebagian besar perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) melakukan rekalkulasi semua rencana kerja dan anggaran. Inovasi dan penghematan dalam operasi adalah kata kunci agar dapat bertahan, serta tetap mengamankan pertumbuhan. Hal demikian, juga dilakukan dengan segala daya dan penuh perhitungan oleh Joint Operating Body Pertamina-Talisman Ogan Komering (JOB PTOK), sehingga sepanjang 2014 lalu mampu menekan biaya operasi sekaligus meningkatkan produksi.

                    

Maka, tidak heran manakala kinerja JOB PTOK pada 2014 berhasil meraih penghematan hingga 22 % dari RKAP, atau sebesar US$ 5,973,000. Sementara capaian produksi pun 4 % di atas target. Yakni, sejumlah 5.396 barel setara minyak per hari (BOEPD) dibanding rencana 5.180 BOEPD. “Salah satu langkah efisiensi yang kami lakukan adalah mengawasi kinerja  dan maintenance pompa secara baik dan konsisten,  sehingga mengurangi kerusakan. Hal ini dengan sendirinya menghemat biaya service, serta produksi pun stabil,” ungkap Indra Shahab, General Manager JOB PTOK menjelaskan  kiatnya.

 

Lebih lanjut Indra menambahkan, kinerja produksi per Januari sampai Mei 2015 pun melebihi target. Yaitu, sebesar 4.733 BOEPD atau 1% di atas target RKAP 2015 (4.685 BOEPD). Menurutnya keberhasilan tersebut dipetik melalui  upaya-upaya optimasi produksi dan pemeliharaan fasilitas yang berkelanjutan, seperti : (1) Menempatkan Tank on site pada sumur-sumur low influx sebagai feeder menuju block station, sehingga sumur low influx masih tetap dapat diproduksikan secara optimal, serta dikombinasikan dengan penggunaan pompa berkapasitas lebih rendah; (2) Melakukan adjustment choke size dan frekuensi Variable Speed Drive (VSD) pompa Electrical Submercible Pump (ESP) guna menyesuaikan kemampuan laju alir dari masing masing sumur agar tetap pada produksi yang optimal; (3) Mela­kukan program reaktivasi sumur-sumur suspended; dan (4) Melakukan kegiatan rutin pemeliharaan sumur. “Dari 11 sumur suspended yang direaktivikasi, kami berhasil mendapatkan tambahan produksi sebesar 185 barel minyak per hari (BOPD) dan gas 2,1 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD), dengan sukses ratio 64%,” tambah Indra.

 

Selain itu, kegiatan pengeboran di JOB PTOK paling  efisien dibanding dengan JOB ataupun KKKS yang lain.  “Cost per foot kegiatan pengeboran di JOB PTOK hanya sekitar 400-450 $/foot dibandingkan KKKS yang lain sebesar hampir dua kalinya (800 -900 $/foot),” akui Indra menunjukkan fakta. Menurut Indra, hal  tersebut  tidak terlepas dari  upaya efisiensi yang diterapkan secara arif di setiap lini operasi,  mulai dari perencanaan  hingga eksekusi pengeboran yang relatif lebih cepat. “Dari perencanaan yang matang saja pada 2015, ini kami berhasil menambah produksi sebesar 304 BOPD dari pengeboran eksplorasi di NASD-1X,” lanjut Indra menyiratkan rasa syukurnya.

 

Terkait dengan kebijakan perawatan  fasilitas produksi, dilakukan secara rutin beberapa aktivitas berikut, seperti: preventive maintenance, pipeline replacement program, dan electrical maintenance program untuk menekan highline trip sebesar 50% dengan melakukan inovasi sistem jaringan power supply. Kegiatan  ini bisa mengurangi low&loss produksi sebesar 3.089 BOPD.  Disamping itu, langkah-langkah tersebut juga berhasil menurunkan kasus terputusnya aliran listrik secara signifikan, dari 60 kejadian  pada 2009, secara bertahap turun menjadi 13 kasus di 2015. Dengan demikian,  potensi kehilangan produksi dapat ditekan dari USD 535.07 menjadi USD 90.33.

 

“Meski dengan biaya operasional murah JOB PTOK sangat committed pada aspek HSSE dan lingkungan. Hal ini terbukti selama 5 tahun berturut-turut JOB PTOK mendapat proper biru,  dan 5 tahun tanpa Long Term Illness (LTI) dari 2009-akhir 2014,” ucap Indra. Sementara itu untuk kegiatan lingkungan JOB PTOK juga melakukan kegiatan yang disebut OMOT (One Man One Tree) dimana setiap pekerja dan tamu yang hadir ke lapangan diwajibkan menaman satu pohon produktif dan kemudian pohon tersebut akan ditanamkan disekitar lokasi pemboran.

 

JOB PTOK merupakan salah satu KKKS dalam bentuk Joint Operating Body antara PT. Pertamina (Persero) dengan Talisman Energy, Canada yang beroperasi di wilayah kerja Blok Ogan Komering di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Kumering Ilir, dan Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah kerja 1.155 km2. Sampai saat ini jumlah minyak yang sudah diproduksikan sebesar 63,2 juta barrel dan gas 132,3 BCF. Jumlah sumur yang sudah dibor sebanyak 176 sumur, 28 sumur diantaranya adalah sumur eksplorasi.•DIT. HULU

Share this post