Kajian Kelayakan Pengembangan Kemiri Sunan di Bojonegoro

Kajian Kelayakan Pengembangan Kemiri Sunan di Bojonegoro

15-kajian PEPCJakarta- Dalam rangka pengembangan potensi ener­gi baru dan terbarukan, pada Jumat 8 Mei 2015 PEPC mengundang tim dari Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Gajah Ma­da (UGM) untuk memaparkan hasil kajian atas studi ke­layakan (Feasibility Study) pengembangan Kemiri Sunan.

Acara dibuka oleh Di­rektur Pengembangan PEPC Amran Anwar yang me­ne­kankan bahwa kajian atas studi kelayakan tersebut bi­sa segera diterapkan dan diimplementasikan. Dengan ha­rapan pada saat proyek sudah mulai beroperasi, Ke­miri Sunan ini juga sudah mem­berikan hasil dan bernilai tambah bagi daerah dan ke­­­sejahteraan masyarakat di Bojonegoro. Selain itu, Ke­­­­­miri Sunan juga sebagai sa­lah satu tanaman yang me­­­nyerap CO2 seperti juga yang men­jadi harapan Bupati Bo­jonegoro. “Untuk menjaga kontinuitas proyek, maka pe­ngawasan dan kelanjutan dari studi kelayakan ini akan terus ditingkatkan,” tegas Amran Anwar.

Selanjutnya Landong Silalahi dari Direktorat Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mengatakan bahwa energi terbarukan saat ini menjadi fokus utama, di­mana nantinya Kemiri Sunan diharapkan dapat berhasil seperti alter­natif sumber energi nabati yang lainnya. Sehingga ke­ter­gantungan terhadap mi­gas bisa diminimalisir dan terbantu dengan adanya pe­ngembangan bio energi.

Sementara Taryono dari Fakultas Pertanian UGM memaparkan secara lebih detil mengenai kajian studi kelayakan pengembangan Kemiri Sunan di Bojonegoro. Menurutnya, proyek ini layak dilaksanakan mengingat Bo­jonegoro memiliki lahan yang marginal dan populasi masyarakatnya tinggi. “Jadi pengembangan Kemiri Su­nan juga dapat me­ning­katkan ke­sejahteraan masya­rakat,” ujar Taryono.•PEPC

 

Share this post