TASIKMALAYA - Pertamina Marketing Operation Region III bersinergi dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya meresmikan Kampung Batik Bright Gas di Kecamatan Cipedes, Tasikmalaya, Jumat (1/11).
Kampung Batik Bright Gas merupakan pengembangan dari Sentra Batik Tasikmalaya yang sudah diinisiasi Pemerintah Kota Tasikmalaya. Tepatnya di Kampung Ciroyom dan Cigereung, Nagarasari, Kecamatan Cipedes. Di tempat ini Pertamina mendukung pembangunan Gapura Sentra Batik, Tugu, Neon Box, serta peta petunjuk informasi sentra perajin batik, guna memperkuat ikon kampung batik yang dikenal dengan salah satu coraknya Merak Ngibing.
Walikota Tasikmalaya Budi Budiman yang turut hadir dalam peresmian tersebut, menyatakan sinergi antara pemerintah daerah dan BUMN dalam memajukan potensi wisata ini, perlu didukung untuk memajukan perekonomian usaha kecil menengah serta menggali pontesi-potensi lain pusat ekonomi kreatif di daerah, untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
”Kami memberikan apresiasi kepada Pertamina yang telah mendukung pengembangan sentra batik Kota Tasikmalaya. Sejalan dengan upaya Pemda untuk penggunaan LPG Subsidi tepat sasaran, kami berharap gerakan Bright Gas semacam ini bisa berlanjut ke bidang lain, diantaranya kuliner dan makanan olahan," ujarnya.
Sementara itu General Manager Pertamina Marketing Operation Region III Tengku Fernanda menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah kota Tasikmalaya dan juga perajin batik, yang mendukung inisiasi Kampung Batik Bright Gas sebagai destinasi wisata ikonik.
Penamaan Kampung Batik Bright Gas merupakan wujud nyata kesadaran "penguasa" batik yang telah beralih menggunakan LPG Non Subsidi Bright Gas, sehingga LPG subsidi 3 kilogram bisa digunakan tepat sasaran untuk masyarakat pra sejahtera dan usaha mikro. Sebelumnya sekitar 25 perajin di sentra batik Tasikmalaya telah melakukan trade in atau tukar gratis Bright Gas, dengan 2 tabung LPG Subsidi 3 Kg.
Pada Januari - September 2019, konsumsi LPG Non Subsidi (Bright Gas 5,5KG dan 12 KG) di wilayah Priangan Timur (Kota dan Kab Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Banjar, dan Garut) mencapai 10.016 metrik ton (MT), sehingga LPG 3 kg diharapkan bisa digunakan tepat sasaran.
“Kami berharap langkah ini bisa menular ke industri dan UKM lainnya, dan kami terus mempermudah akses perajin mendapatkan LPG Non Subsidi dimana telah kami siapkan juga pangkalan-pangkalan LPG yang menyediakan Bright Gas di sekitar kampung batik yang bisa dipesan antar,” jelas Fernanda.
Fernanda menambahkan Pertamina juga mendukung kemajuan UKM dan industri kreatif di Tasikmalaya, melalui program kemitraan. Yakni pemberian pinjaman modal bergulir dari BUMN bagi usaha kecil, sebagai bagian dari tugas BUMN untuk membatu pengembangan usaha kecil.
Saat ini di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya sudah ada sekitar 156 UKM yang menjadi mitra binaan Pertamina dari berbagai sektor, baik itu perdagangan, peternakan, industri kreatif, perikanan, dan lainnya.*MOR III