RIAU - Memulai wirausaha di saat perlambatan ekonomi akibat pandemi seperti sekarang ini bagi kebanyakan orang bukan kondisi yang ideal. Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Rully Indrawan memprediksi 70 persen UMKM di Indonesia menurun pendapatannya akibat pandemi.
Namun bagi mereka yang bisa melihat peluang, lincah beradaptasi, kreatif dan tak mudah patah arang, krisis tak jadi halangan dalam berwirausaha. Hal itu disampaikan Arya Dwi Paramita, Vice President CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), saat membuka ajang Kampuspreneur melalui daring, pada Selasa, 14 Juli 2020.
"Pertamina punya perhatian besar pada pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Selama pandemi, kami memanfaatkan produk-produk UMKM mitra binaan untuk bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) senilai lebih dari Rp 7 miliar. Kampuspreneur merupakan upaya untuk mendorong mahasiswa khususnya di Universitas Islam Riau untuk berani berwirausaha, adaptif dan tahan banting," ujar Arya.
Melalui program kolaborasi Pertamina bersama Universitas Islam Riau (UIR), lanjut Arya, mahasiswa dan mahasiswi UIR pertama diberi pembekalan mengenai kewirausahaan. Baik dari motivasi, maupun dari keilmuan wirausaha. Selanjutnya, para entrepreneur kampus akan mendapat dukungan pendanaan dan mentoring.
Senada dengan Arya, Wakil Rektor III UIR Rosyadi dalam sambutannya, mendorong mahasiswa dan mahasiswi UIR untuk berpartisipasi aktif dalam Kampuspreneur. "Mahasiswa mahasiswi mesti merubah pola pikir, menjadi pencipta lapangan kerja. Bukan lagi menjadi pencari lowongan kerja. Hal itu sudah dirintis UIR melalui mata kuliah kewirausahaan," kata Rosyadi.
Tak hanya pembekalan kelas webpreneur secara daring, mahasiswa ditantang untuk membuat proposal bisnis wirausaha. Beberapa proposal terbaik akan mendapatkan dana bantuan modal senilai Rp 10 juta dan mendapatkan mentoring selama dua bulan, untuk memastikan wirausahanya berjalan baik.
Pada kesempatan itu, turut hadir pengusaha muda yang sukses merintis bisnis meski jatuh bangun, Danu Sofwan. Dirinya berbagi pengalaman merintis bisnis Raja Cendol yang hanya bermodalkan Rp 300 ribu. Meski awalnya diremehkan, melalui berbagai tantangan, Danu sukses membangun bisnisnya hingga kini memiliki ratusan outlet.
Selanjutnya, Ari Pristiana Dewi, dosen Universitas Riau dan penulis buku, membagikan ilmu berwirausaha yang dapat diterapkan. Sehingga diharapkan para mahasiswa mahasiswi calon entrepreneur dapat membangun bisnis wirausaha dengan konsep yang matang. *MOR I/HM