JAKARTA – Perayaan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April dimaknai sebagai hari emansipasi wanita di Indonesia. Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor energi tak luput untuk merayakannya. Pertamina menghadirkan sharing session bersama lima kartini Pertamina dalam acara Pertamina Talks X PERTIWI dengan tema Dia Hebat, Dia Wanita yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu, 21 April 2021.
Direktur Keuangan Pertamina sekaligus Ketua PERTIWI Emma Sri Martini mengungkap rasa bangganya terhadap perwira wanita di Pertamina atas dedikasinya untuk perusahaan. Wanita bukan hanya bekerja untuk perusahaan, namun mampu menyeimbangkan pekerjaan rumah tangga.
“Saya sungguh bangga kepada semuanya, hebat di pekerjaan, hebat di dalam keluarga. PERTIWI ini tangguh, pantang menyerah, extramilles, dan sangat multitasking,” ujarnya.
Executive General Manager Jawa Bagian Tengah Sylvia Grace mengungkapkan, wanita bisa diberikan kesempatan untuk berkarya lebih bagi perusahaan. Tak lupa dukungan keluarga pun sangat penting untuk memberikan semangat dalam kondisi apapun.
“Keluarga tetap menjadi perhatian saya, walaupun di region juga tetap kita perhatikan. Dukungan keluarga memang sangat saya butuhkan. Untuk itu, semangat saya dari dulu sampai sekarang adalah untuk Pertamina dan Indonesia. Semua inovasi dan semua yang kita lakukan harus ditularkan ke sekeliling kita,” ujarnya.
Menurut SR Supervisor HSSE RU VII Kasim Dianuari Kusumawardhani memiliki prinsip bahwa setiap wanita memiliki kualitas masing-masing sehingga itu sudah menjadi fitrah, namun bagaimana mengubah fitrah tersebut menjadi kiprah bagi suatu profesi.
“Setiap wanita itu memiliki motivasi dalam dirinya apakah mau maju atau hebat. Wanita memiliki fitrahnya tapi mengubahnya menjadi kiprah itu sebuah pilihan, apalagi untuk perusahaan,” katanya.
Sementara 3RD Officer Pertamina Prime telah membuktikan wanita bisa bekerja dan mematahkan stigma di masyarakat yang menganggap bahwa wanita lemah. Ia berhasil menjadi satu dari sedikit crew kapal wanita di lingkungan Pertamina.
“Banyak stigma yang mengangagap wanita itu lemah, maka dari itu menjadi tantangan tersendiri buat saya untuk mematahkan stigma tersebut caranya dengan beradaptasi cepat ketika saya baru join naik di atas kapal. Di samping itu saya juga harus mampu dapat bekerja secara independent maupun tim, menjadi cerminan Pertamina yang menganut golden rules. Saya memiliki prinsip ketika wanita bisa bermanfaat bagi orang lain, mulailah berhenti menyalahkan diri sendiri, menyalahkan lingkungan, mencari-cari alasan, dan menciptakan keraguan yang bisa menghambat mimpi-mimpi itu, pantang menyerah dan terus berjuang untuk mewujudkan mimpi dari ibu pertiwi,” tutupnya. *IDK/PW/HM