Batam – Di suatu sore, sebuah truk bak terbuka perlahan berhenti, menepi di dekat dispenser pengisian solar bersubsidi, di SPBU 14.294.739, sekitar Batam Center. Pengemudi mobil langsung mengeluarkan selembar kertas diserahkan kepada operator SPBU. Dua puluh liter solar bersubsidi mengalir dari selang pengisian ke tangki, Selasa (12/8).
Petugas SPBU lainnya, menyobek lembaran kertas tersebut, yang bertuliskan tanggal 13. Selanjutnya, kertas ditulisi jumlah liter jatah solar yang dibeli, dibubuhi paraf dan cap. Tidak ada protes, tidak ada pertanyaan lain. Semua berjalan mulus begitu saja. “Kalau sebelum jam lima sore sudah habis, mereka memakluminya,”ujar Dadang Mai Asdinata si pemilik SPBU.
Ketika di Jakarta pembatasan pembelian solar bersubsidi menimbulkan protes dan keberatan dari berbagai lapisan masyarakat, justru di Batam hal tersebut tidak terjadi. Sudah lima bulan ini, Batam memberlakukan sistem pembatasan penjualan solar bersubsidi dengan menerapkan kartu survey. Dari 34 SPBU, 32 diantaranya menjual solar bersubsidi.
Kartu survey bisa diperoleh konsumen yang ingin mendapatkan solar subsidi dengan mendaftarkan di 32 SPBU tersebut atau ke Dinas Perhubungan Kota Batam. Untuk kendaraan pribadi solar dijatah maksimal 30 liter per hari, sementara angkutan umum maksimal 50 liter per hari. Jam penjualan dibatasi mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Di luar jam tersebut, seluruh SPBU yang ada di Batam tidak melayani penjualan solar bersubsidi.
Cara pembatasan yang dilakukan oleh Pertamina ini, didukung oleh pemerintah Kota Batam. “Ini sebagai upaya mencegah penyalahgunaan solar subsidi oleh pihak tertentu,” jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir. Menurutnya sejak dilakukan pembatasan dengan sistem kartu survey, penghematan konsumsi solar bisa mencapai 119 kilo liter per hari atau setara Rp 714 juta per hari. “Jika disetahunkan kurang lebih Rp260 miliar,” tambahnya.
Bagi konsumen pengaturan tersebut awalnya agak menyulitkan. Namun perlahan mereka bisa menyesuaikan. “Awalnya sulit menyesuaikan, tapi lama-lama terbiasa. Kalau solar mau habis kerjaan diteruskan besok,” jelas konsumen yang bekerja di jasa logistik tersebut.•DSU